REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Ignasius Jonan meminta pihak PT.Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk bisa melakukan percepatan elektrifikasi listrik desa. Jonan mengatakan meski saat ini elektrifikasi nasional sudah mencapai 92 persen, namun ia memberi catatan bahwa masih ada 2.510 desa yang belum teraliri listrik.
Jonan optimistis, target elektrifikasi sampai 2019 bisa mencapai 99 persen. Meski begitu, Jonan tak menampik bahwa topografi dan akses ke desa bukan sesuatu yang mudah untuk dijangkau oleh pembangkit listrik. Jonan meminta kepada PLN paling tidak para masyarakat tetapbisa mendapatkan pasokan listrik paling tidak memakai lampu hemat energi tenaga surya.
"Pembangunan jaringan transmisi di Indonesia Timur sampai dengan 2027 disesuaikan dengan kebutuhan Iistrik masyarakat RUPTL juga diharapkan dapat fokus pada Program Listrik Perdesaan dengan target Rasio Elektronifikasi Iebih dari 99 persen dan dapat melistriki 2.510 desa belum berlistrik hingga akhir 2019," ujar Jonan di Kantor PLN Pusat, Kamis (22/3).
Jonan juga mengatakan meski dikejar target untuk elektrifikasi, ia meminta kepada PLN untuk bisa memproduksi listrik yang bisa diakses masyarakat. Akses ini berarti bahwa masyarakat di pedesaan bisa membeli listrik ini.
Ia menjelaskan agar bisa menciptakan listrik yang murah, PLN harus bisa membangun pembangkit sendiri. Apabila hendak bekerja sama dengan IPP dan mengedepankan energi terbarukan sebagai salah satu sumber yang mudah diakses juga harus memiliki harga pokok produksi yang murah.
"Kedua, masyarakat harus mampu beli listrik. Kalau masyarakat nggak mampu beli listrik, pelayanan listrik ini jadi percuma," ujar Jonan.
Di satu sisi, Direktur Perencanaan Korporat PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), Syofvie F. Roekman menjelaskan, untuk memenuhi elektrifikasi desa pihak PLN pada tahun ini menyiapkan Rp 15,9 triliun untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik desa. Syofvie menjelaskan, dana tersebut padatahun ini harus PLN kumpulkan agar bisa segera membangun pembangkit listrik dan menambah LHETS.
"Iya, itu yang PLN harus cari dana segitu untuk bisa memenuhi listrik desa," ujar Syofvie di tempat yang sama.
Syofvie mengatakan menurut pantauan PLN, meski ada 2.510 desa lagi yang belum teraliri listrik, pada hakikatnya masih ada beberapa desa yang terbagi lagi menjadi dusun. Jarak dan topografi yang ada di wilayah timur Indonesia membuat cakupan desa terlalu luas dan perlu dikerucutkan menjadi dusun.
"Itu ditambah perluasan 1.600-an lah jumlahnya," ujar Syofvie.