Jumat 23 Mar 2018 02:15 WIB

Ganjar tak Resah Kembali Disebut Terlibat Kasus KTP-El

Ganjar tak khawatir elektabilitasnya menurun.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Gubernur Jawa Tengah nonaktif Ganjar Pranowo saat memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus korupsi KTP-el di Pengadilan Tipikor, Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur Jawa Tengah nonaktif Ganjar Pranowo saat memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus korupsi KTP-el di Pengadilan Tipikor, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Gubernur Jawa Tengah nonaktif Ganjar Pranowo tak resah namanya kembali disebut dalam sidang dugaan kasus korupsi KTP elektronik (KTP-el).

Dalam sidang kasus dugaan korupsi KTP elektronik yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Kamis (22/3), terdakwa Setya Novanto menyebut sejumlah nama, termasuk Ganjar Pranowo yang menerima uang 500 ribu dolar AS. Setnov menyebut Ganjar Pranowo menerima aliran dana dari mantan Ketua Komisi II DPR, Chairuman.

"Ndak apa-apa biasa saja, semakin banyak menyebut sekarang, semakin membikin klarifikasi dari proses yang ada. Karena dulu kita disebut dikasih sama A, sebenernya yang ngasih A apa B sih? Karena yang beredar hari ini ternyata berbeda dengan yang pernah dituduhkan dalam dakwaan. Bahwa di dalam dakwaan dulu kan yang ngasih si A, yang ini ngasih si B. Maka dua fakta yang berbeda itu makin menunjukan kebohongan itu ternyata publik bisa menilai," kata Ganjar di Solo pada Kamis (22/3) malam.

Sebelumnya nama Ganjar Pranowo telah beberapa kali disebut menerima aliran dana proyek KTP elektronik. Seperti pada kesaksian mantan Bendahara Umum partai Demokrat, Muhammad Nazarudin Februari lalu. Ganjar pun tak khawatir namanya kembali disebut akan menurunkan elektabilitasnya jelang Pilgub Jateng 2018. 

"Saya semakin senang, karena apa? bisa di komparasikan dari dakwaan dulu yang diomongkan yang katanya saya dikasih di ruangannya ibu A, ternyata ibu A sudah meninggal dua bulan sebeumnya, yang katanya AN kasih uang tapi hari ini pengakuannya yang kasih uang keponakannya, kan dua yang berbeda, lah yang benar yang mana?" katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement