Rabu 21 Mar 2018 10:28 WIB

Ulama: Persatuan Ajaran Islam yang Wajib Disampaikan

Persatuan dalam konsepsi para ulama merupakan perintah Allah dalam Alquran

Red: Fernan Rahadi
Aktivis Muhammadiyah Ma'mun Murod Al-Barbasy (kiri), dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menjadi pembicara dalam diskusi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (7/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivis Muhammadiyah Ma'mun Murod Al-Barbasy (kiri), dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menjadi pembicara dalam diskusi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Persatuan adalah ajaran agama Islam yang wajib disampaikan para ulama di bumi Indonesia. Baik di era penjajahan, kemerdekaan, dan milenial sekarang ini, persatuan terus digaungkan para ulama demi untuk mengusir berbagai paham jahat dan kekerasan yang ingin merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Persatuan dalam konsepsi para ulama merupakan perintah Allah dalam Alquran wala tafarroqu yang  artinya jangan terpeca hbelah. Bersatu adalah rahmat, bercerai-berai adalah azab. Ini adalah landasan keagamaan para ulama. Jadi, persatuan adalah ajaran agama Islam yang harus disampaikan oleh para ulama kepada umatnya.” ujar Ketua PBNU Marsudi Syuhud, Selasa (20/3).

Dalam konteks kekinian, menurut alumni Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin Jember ini, peran ulama masih sangat dibutuhkan sebagai pilar pemersatu bangsa. Ulama yang bisa menjaga NKRI adalah ulama-ulama yang selalu dalam hati dan perilakunya mengutamakan persatuan dan kesatuan.

Ia mengungkapkan, saat ini peran ulama sangat dibutuhkan oleh bangsa ini untuk kembali menyatukan dan merajut potensi perpecahan bangsa. Apalagi akhir-akhir ini atau menjelang Pilkada serentak, banyak sekali gangguan yang merongrong persatuan dan kebinnekaan Indonesia. Contohnya adalah munculnya bibit-bibit perpecahan dan kekerasan terutama yang mengatasnamakan agama, yang bertujuan untuk menghancurkan keutuhan NKRI.

Kiai Marsudi Syuhud mencontohkan banyak negara yang hancur karena perpecahan masyarakat yang tidak bisa dibendung lagi. “Banyak negara terpecah belah seperti Afghanistan sudah ratusan tahun terjadi perang saudara. Padahal mayoritas penduduk di sana beragama Islam. Perang di Afghanistan belum selesai, sudah pindah ke Irak. Kemudian Irak belum selesai perangnya sudah pindah ke Libya, dan terakhir di Suriah,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, Indonesia sudah lama memiliki potensi perpecahan seperti itu. Tapi berkat jasa para pahlawan dan ulama, berbagai serangan dan gangguan berhasil dihalau dari tanah Indonesia.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَرْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰىۗ بَلْ لِّلّٰهِ الْاَمْرُ جَمِيْعًاۗ اَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَا يَزَالُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَارِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ࣖ
Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur'an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukkan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.

(QS. Ar-Ra'd ayat 31)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement