Jumat 23 Mar 2018 13:13 WIB

Danur 2, Ketika Risa Harus Melihat Lebih Dalam

Kedatangan keluarga pamannya tak membuat hidup Risa lebih tenang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Film Danur 2: Maddah.
Foto: MD Entertainment
Film Danur 2: Maddah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Risa (Prilly Latuconsina) masih sering terserang mimpi buruk diburu hantu perempuan di rumah almarhum neneknya. Kegelisahan itu namun dia simpan sendiri untuk membuat adiknya Riri lebih tenang.

Suatu hari, dia menyambut kepindahan keluarga pamannya, Ahmad (Bucek Depp), di Bandung. Dengan keberadaan keluarga Ahmad, Risa dan Riri merasa dekat dengan keluarga sebab ayah dan ibunya meninggalkan mereka ke Malaysia.

Namun, setelah kepindahan, semakin hari kelakuan pamannya semakin aneh. Dia sering menaruh bunga sedap malam di dalam hingga bagian luar rumah. Sebagian besar hari-harinya pun dihabiskan dengan menyendiri di paviliun belakang rumah.

Awalnya Risa tidak begitu yakin jika ada yang salah dengan sikap Ahmad, sebab dia tidak merasakan keberadaan makhluk dari dunia lain di rumah tersebut. Dia hanya mengalami kejanggalan. Dan bahkan teror semakin besar dialaminya.

Risa kembali harus berhadapan dengan makhluk dari dunia lain yang mengancam hidup keluarganya. Setelah dia berhasil menyelamatkan Riri dari buruan hantu perempuan, kali ini dia mesti menyelamatkan keluarga pamannya.

Film Danur 2: Maddah diangkat berdasarkan kisah hidup Risa Saraswati, sosok yang bisa berinteraksi dengan makhluk dunia lain. Ceritanya pun diangkat dari cerita Maddah: Sebuah Ruang Cerita karangan Risa. Maddah dalam bahasa Arab memiliki arti membaca lebih panjang, atau diterjemahkan dengan melihat lebih dalam.

Untuk segi cerita, sekuel Danur ini tidak memiliki kaitan begitu erat. Mereka yang belum menonton film pertamanya tidak akan terlalu ketinggalan hingga bingung saat menonton film keduanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement