REPUBLIKA.CO.ID, SALISBURY -- Seorang perwira polisi yang terpapar racun yang dalam insiden keracunan di bangku taman di Salisbury, Inggris, baru saja keluar dari rumah sakit. Dia adalah polisi pertama yang berusaha menolong mantan intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yuliana yang ditemukan keracunan di lokasi tersebut.
Sersan Detektif Nick Bailey sakit parah setelah mengambil bagian dalam tanggapan awal terhadap serangan terhadap Sergei Skripal dan putrinya di Inggris selatan, pada 4 Maret lalu. "Orang-orang bertanya kepada saya bagaimana perasaan saya - tetapi sebenarnya tidak ada kata-kata untuk menjelaskan bagaimana perasaan saya saat ini," katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh pasukan lokalnya.
"Tidak nyata adalah kata yang muncul secara tiba-tiba - dan itu benar-benar nyata."
Sementara itu, sampai saat ini bangku taman di lokasi ditemukannya kedua korban keracunan yang ditengarai karena agen saraf Novichok itu ditutup dengan sebuah tenda berwarna putih dan kuning.
Akibat insiden tersebut, hubungan antara Inggris dan Rusia mengalami ketegangan. Inggris menuduh Rusia yang meracuni mantan intelijennya tersebut. Sedangkan bukti sampel zat ditemukan bahwa racun tersebut termasuk agen saraf Novichok yang merupakan agen saraf kelas militer di era Soviet.
Akan tetapi Rusia membantah tuduhan tersebut dan menyebut tuduhan itu tidak masuk akal. Terlebih pada saat menjelang pemilihan presiden, di mana Vladimir Putin kembali menduduki jabatannya sebagai presiden periode empat. Putin juga mengatakan bahwa pihaknya telah menghancurkan semua senjata kimia Rusia di bawah pengawasan organisasi internasional.