REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan enggan berkomentar lebih lanjut lagi terkait perseteruannya dengan Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais beberapa hari yang lalu. Hal ini disampaikan Luhut usai menghadap Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (23/3).
Saat itu, Luhut diwawancarai oleh awak media terkait pernyataan kerasnya terhadap Amien Rais. Mendengar pertanyaan itupun, Luhut dengan tegas menolak memberikan komentarnya agar tak memperkeruh suasana. "Kalau soal itu (Amien Rais) saya ga mau bicara ya, biar clear, kalau kau tanya itu lagi saya pergi," kata Luhut sambil memberikan isyarat tangan penolakan berkomentar.
Seperti diketahui, perseteruan antara Luhut dan Amien Rais muncul terkait program pembagian sertifikat hak atas tanah oleh pemerintah. Amien menyebut pemerintah telah melakukan pengibulan dengan membagikan sertifikat tanah lantaran 74 persen tanah di negeri ini justru dikuasai oleh kelompok tertentu namun didiamkan oleh pemerintah.
"Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektare, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?," kata Amien Rais.
Menanggapi kritikan tersebut, Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan pun bereaksi keras dan meminta agar para senior tak asal berkomentar. Menurutnya, pemerintah tak anti-kritik namun kritik yang disampaikan haruslah kritik yang membangun. "Jangan asal kritik saja. Saya tahu track record-mu kok. Kalau kau merasa paling bersih, kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam sajalah. Tapi jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?," kata Luhut.
Perang antara Luhut dengan Amien inipun ditanggapi oleh berbagai kalangan, termasuk dari Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).