Sabtu 24 Mar 2018 03:30 WIB

Susi: Jangan Habiskan Induk Kepiting

Di Australia induk kepiting betina tidak diambil sehingga jumlahnya semakin banyak.

Pembenihan kepiting di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, Sulawesi Selatan.
Pembenihan kepiting di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengimbau masyarakat jangan menghabiskan induk kepiting di alam. Ia cemas penangkapan dan eksploitasi terus-menerus bisa mengancam keberadaan komoditas tersebut.

"Harus dipastikan bahwa kepiting-kepiting yang bertelur tidak diambil," kata Susi Pudjiastuti dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (23/3).

Menurut Susi, ia telah melihat bahwa di Australia, induk kepiting betina tidak diambil sehingga jumlahnya juga semakin banyak di alam bebas. Apalagi, Susi juga mengingatkan bahwa kepiting bakau merupakan salah satu komoditas sektor perikanan yang bernilai ekonomis tinggi.

Menteri Susi khawatir kejadian punahnya ikan sidat di Pulau Jawa atau lobster di beberapa wilayah lainnya kembali terjadi pada komoditas kepiting di Papua akibat perburuan bibit secara masif di alam. "Kita harus ingat, tidak ada anak maka tidak ada bibit. Tidak ada bibit maka tidak akan ada anak. Kalau mata rantai ini diputus maka suatu hari nanti akan habis," paparnya.

Untuk itu, ujar dia, jangan sampai dengan budidaya perikanan di Tanah Air maka membuat diambil sebanyak-banyaknya untuk dibesarkan lalu tidak meninggalkan induk-induknya di alam. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga dinilai perlu untuk fokus dalam menyegerakan munculnya solusi yang efektif terkait beragam regulasi yang berisi pelarangan dalam rangka meningkatkan sumber daya kelautan berkelanjutan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement