Sabtu 24 Mar 2018 01:01 WIB

IB Songsong Revolusi 4.0 dengan Kerja Profesional

Menyikapi fenomena ini, IndonesiaBermutu (IB) harus bergerak cepat.

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
Sawala Luarbiasa IB  di Jakarta.
Foto: istimewa
Sawala Luarbiasa IB di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Memasuki era revolusi industri keempat atau dikenal dengan istilah revolusi industri 4.0 ditandai dengan melimpahnya informasi dalam semua segi kehidupan. Pada masa ini ilmu pengetahuan telah menjadi barang publik yang sangat mudah didapatkan oleh siapa saja dan di mana saja.

Daniel Pink menyebut era sekarang dengan era high touch atau high concept, atau istilah awamnya era sentuhan tingkat tinggi. Pada era ini semua orang dapat melakukan apasaja tanpa melihat latar belakang pendidikan formalnya, orang yang akan meraih kesuksesan bukan orang banyak menyimpan ilmu, tetapi orang mampu memberikan sentuhan yang berbeda, sekecil apapun.


Dalam situasi ini, keberhasilan sebuah lembaga atau perusahaan sama sekali tidak bergantung pada ukuran besar kecilnya lembaga tersebut. Berapa banyak perusahaan besar ambruk tiba-tiba sementara perusahan atau lembaga kecil yang selama ini tidak dikenal, tiba-tiba muncul menggantikan lembaga yang selama ini eksis. Kelincahan dan kecekatan dalam membangun membangun sebuah sistem menjadi kunci keberhasilan meraih kesuksesan dengan cepat.

“Menyikapi fenomena ini, IndonesiaBermutu (IB) harus bergerak cepat, respon dan harapan masyarakat di daerah semakin mengalir deras, menuntut agar IB terus berkiprah. Jika kita lengah, berleha-leha, bangsa ini akan terpuruk”, tegas Prof Burhanuddin Tolla selaku Pendiri dan Pembina IB dalam acara Sawala Luarbiasa IB di Jakarta, belum lama ini.

Tolla menegaskan, bahwa dalam sistem kepemimpinan kolektif kolegial yang diterapkan IB telah terbukti mendorong semangat berbagai kalangan untuk bersinergi, hal ini terlihat dari keinginan berbagai daerah untuk bergerak maju melalui lembaga-lembaga profesional dan independen di bawah bendera IB. Kondisi ini harus kita sambut secara bijak.

Dalam sistem ini, setiap individu memegang peranan penting sesuai dengan kewenangannya, tidak ada yang merasa lebih berkuasa daripada yang lain, semua dijalankan secara bersama-sama dengan cara-cara yang elegan, santun, dan menjunjung tinggi nilai-nilai “trust”, saling mempercayai satu sama lain”, tegasnya.  

Awaluddin Tjalla,Dewan Pengawas) menilai, sebagai mitra pemerintah yang berjiwa kerakyatan, pembela kepentingan masyarakat umum, IB senantiasa mengedepankan kepentingan pelayanan penuh kepada setiap peserta didik. Dalam situasi sekarang ini, keberadaan IB sangat diharapkan untuk mampu melahirkan karya-karya inovatif terutama terkait dengan kurikulum, pembelajaran, dan penilaian.

“Karya-karya tersebut diharapkan menjadi sumbangan nyata IB demi kemajuan bangsa sebagai jaminan pelayanan pendidikan yang berkualitas untuk setiap peserta didik, tanpa kecuali,”kata dia.

Jaka Warsihna,Ketua Umum Terpilih mengatakan, IB semakin dilirik dan diminati oleh para relawan-relawan di daerah.  Selama ini banyak relawan-relawan yang benar-benar merelakan dirinya dalam menfasilitasi masyarakat dalam pendidikan, misalnya dengan menyediakan café gratis minum kopi dan makanan ringan asal mau membaca buku. Para relawan ini siap bergabung dengan IB.

”Oleh karena itu, ke depan, IB terus memertahankan dan meningkatkan sistem kepemimpinan  yang bersifat kolektif kolegial yang mengedepankan etika dan saling menghormat, bukan mendikte,”kata dia.

Afrizal Sinaro, Direktur Indonesia Bermutu Global (IBG) 
Untuk mendukung itu semua, IBG memiliki beberapa program unggulan, diantaranya adalah aplikasi Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online. Tahun 2018 ini adalah tahun ketiga, tahun ini IBG menargetkan 50 kota/kabupaten untuk bergabung dengan program ini.  

“Aplikasi yang bernama PPDB Pasti IB yang dirancang khusus dengan konsep "semua sekolah harus bermutu" yang sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan  sistem zonasi,” kata dia.

Dijelaskannya, dalam rangka memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu, pada tahun ini juga IB juga mengembangkan aplikasi sistem absensi siswa online yg langsung terintegrasi dgn hp orang tua murid.

Harapannya, semua hal yang bersifat administrasi seperti perencanaan pembelajaran, penilaian dan pelaporan tergabung dalam aplikasi “sekolah bermutu”. Dengan demikian, guru tinggal berkonsetrasi dalam pembelajaran tanpa merasa terbebani oleh perangkat administrasi. 

Zulfikri Anas,Direktur IIB, mengungkap IIb merintis kerjasama dengan Kementrian Agama dalam hal Rekayasa Kurikulum yang efektif, aplikatif, dan berlandaskan spiritualitas. Konsep dasarnya adalah memberikan pelayanan maksimal kepada setiap anak tanpa kecuali, berikut beberapa langkah proses rekayasa kurikulum yang sedang dipersiapkan, yaitu: Menyusun kerangka dasar dan struktur kurikulum wajib dan pilihan sesuai dengan kebutuhan peserta didik; Mengembangkan muatan kurikulum secara utuh dan hoslistik yang menyatukan antara ilmu dan agama; Menyusun pemetaan kompetensi dan muatan kurikulum secara vertikal dan horizontal sebagai dasar untuk menentukan struktur kurikulum wajib dan pilihan.

Sawala Luar Biasa ini dipimpin oleh Deni Hadiana (Sekretaris Dewan Pembina IB): Untuk menjaga marwah IB, semua institusi yang bernaung di bawah IB, baik di pusat maupun di daerah senantiasa menjunjung tinggi semangat kerelawanan dan integritas.

Masing-masing institusi diberikan kewenangan penuh untuk mengembangkan diri, membangun jejaring dengan berbagai pihak. Melalui strategi itu, IB yang memang dari awal bergerak berdasarkan kelikhlasan (voluntir) terus maju menuju lembaga profesional namun tetap mempertahankan budaya kerja kerelawanan sebagai pondasi utamanya, ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement