Sabtu 24 Mar 2018 02:48 WIB

Kapolri: Tak Ada Maksud Politis Temui Ulama

Tito menegaskan posisinya netral dan tak terlibat politik praktis.

Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian saat melakukan kunjungan ke Jambi meresmikan Masjid Baiturrahman di Mapolresta Jambi, Jumat (23/3).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian saat melakukan kunjungan ke Jambi meresmikan Masjid Baiturrahman di Mapolresta Jambi, Jumat (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan,  tidak ada maksud politik di balik safarinya menemui sejumlah ulama di berbagai daerah akhir-akhir ini. "Tidak ada maksud politik atau apa," kata Kapolri usai meresmikan Mesjid Baiturrahman di Polresta Jambi, Jumat sore.

Ia pun menegaskan, posisinya netral dan tidak terlibat politik praktis."Karena posisi Polri sama dengan posisi TNI, untuk masalah politik, kami netral. Politik kami adalah politik negara, mengabdi kepada negara dan bangsa, bukan politik partai," katanya.

Kapolri belakangan aktif menemui ormas Islam dan para ulama. Hal yang sama juga diucapkannya terkait tujuan peresmian masjid yang memiliki luas 100 meter persegi itu. "Semoga dengan acara ini dapat mendinginkan suasana di Jambi serta semoga pemerintah dan masyarakat kompak," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Tito pun menceritakan, awalnya ia diminta oleh Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis AS untuk meresmikan masjid tersebu t."Peresmian ini sebetulnya spontan saja karena Bapak Kapolda meminta saya untuk meresmikan (masjid) mengambil momentum Tabligh Akbar," katanya.

Permintaan Muchlis disetujuinya karena Tito melihat bahwa pembangunan masjid merupakan cerminan upaya perbaikan kualitas sumber daya manusia.

Dengan pembentukan karakter agama, mental dan spiritual anggota polisi akan terbina dengan baik."Aspek mental dan rohani menjadi kunci seseorang mampu menahan godaan dan memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat," katanya.

Muchlis yang dikenalnya sangat religi sejak menjadi taruna Akpol, dimintanya untuk menularkan sisi agamisnya kepada jajarannya.Selain itu, Kapolri pun meminta Muchlis untuk membina hubungan baik dengan para ulama setempat.

"Masjid ini diharapkan bisa menjadi tempat untuk menimba mental dan rohani para polisi Polresta Jambi. Bisa juga dengan para ulama untuk mempererat hubungan, mengadakan kegiatan-kegiatan," ujar Tito.

Masjid Baiturrahman dulunya bernama Masjid Nurussalam yang berdiri sejak 1985, kini direnovasi setelah lebih dari 30 tahun berdiri. Total nilai renovasi masjid mencapai Rp1 miliar yang disumbang dari dana swadaya dan swakelola dari warga dan polisi Polresta Jambi.

Dalam peresmian tersebut, Kapolri didampingi oleh sejumlah perwira tinggi (Pati) Polri, antara lain Kasatgas Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, dan Karopenmas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal.

Selain itu hadir pula Ketua Majelis Ulama Provinsi Jambi KH. Hadri Hasan, Pimpinan Muhammadiyah Provinsi Jambi Suhaimi Chan, Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis AS, Kapolresta Jambi Kombes Pol Fauzi Dalimunthe.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement