REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Negara-negara anggota Uni Eropa, dalam pertemuan puncak pada Jumat, sepakat mengambil langkah-langkah hukuman tambahan terhadap Rusia atas serangan racun saraf di Inggris.
Sementara itu, Moskow menuding kelompok negara-negara Eropa itu ikut melancarkan kampanye anti-Rusia yang diarahkan oleh London.
Moskow membantah berada di balik serangan terhadap bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya. Serangan diketahui menggunakan racun saraf untuk pertama kalinya di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Namun, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bukti soal kesalahan Rusia seperti yang disampaikan Perdana Menteri Inggris "sangat berdasar". Merkel menjanjikan akan mengupayakan langkah-langkah baru setelah para pemimpin Uni Eropa pada Kamis malam sepakat memanggil para duta besar mereka dari Moskow.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya dan meminta Eropa mengeluarkan tanggapan. "Ini adalah serangan terhadap keamanan dan kedaulatan sebuah negara sekutu yang saat ini merupakan anggota Uni Eropa. Ini perlu ditanggapi. Jelas," katanya dalam acara jumpa pers bersama Angela Merkel.
Sebagai dukungan terhadap PM May, Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara sepakat mengutuk serangan itu dan menyatakan dalam pertemuan puncak di Brussel bahwa kemungkinan besar Moskow bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca juga, Rusia akan Balas Usir Diplomat Inggris.
"Langkah-langkah tambahan diperkirakan akan (diungkapkan) paling cepat pada Senin pada tingkat nasional," kata ketua pertemuan puncak, Donald Tusk, kepada para wartawan.
Moskow telah membalas langkah Inggris yang mengusir 23 diplomat Rusia dengan memerintahkan tindakan serupa dilakukan terhadap 23 diplomat Inggris.
Pada Jumat, kementerian luar negeri Rusia menggambarkan tuduhan Uni Eropa itu sebagai hal yang tidak berdasar. Rusia menuduh kelompok negara-negara Eropa itu menolak bekerja sama dengan Moskow dan justru bergabung dengan kampanye anti-Rusia.