REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris meminta Israel meningkatkan perawatan kesehatan bagi para tahanan, khususnya anak-anak Palestina, Jumat (23/3). Dalam sebuah pernyataan, London menilai Israel harus berbuat lebih banyak dalam melindungi orang-orang yang berpotensi sakit.
Pernyataan Inggris datang menyusul penangkapan seorang remaja perempuan Palestina, Ahed Tamimi oleh tentara Israel di Tepi Barat. Ia yang berada dalam tahanan sejak Desember tahun lalu akan kembali menjalani persidangan pada pekan depan. Ia disebut akan dijatuhi hukuman delapan bulan penjara.
"Hukuman untuk Ahed Tamimi adalah simbol bagaimana konflik Israel dan Palestina belum juga terselesaikan dan menghancurkan kehidupan generasi yang akan datang," ujar Menteri Inggris untuk Timur Tengah, Alistair Burt dilansir Middle East Monitor, Jumat (23/3).
Karena itu, Burt meminta Israel memperlakukan anak-anak dalam tahanan militer dengan baik. Hal itu dinilai sebagai kewajiban, yang diatur dalam hukum internasional.
"Kami akan terus menyerukan Israel untuk meningkatkan bagaimana mereka mematuhi hukum dan kewajiban internasional, khususnya dalam perlakuan terhadap anak-anak," jelas Burt.
Burt menyebut perlakuan Israel untuk tahanan anak-anak Palestina menjadi sebuah hal yang diperhatikan Inggris. Ini bagian upaya negara itu menegakkan hak asasi manusia di dunia.
Israel telah dikritik secara luas karena penahanan yang dilakukan tanpa dakwaan terhadap warga Palestina, khususnya anak-anak. Otoritas Palestina pernah mengatakan, nampaknya anak-anak telah ditargetkan dengan sengaja menjadi korban kekejaman Israel.
Setidaknya sepanjang 2016, sebanyak 35 anakPalestina tewas. Selain itu, tindakan brutal tercatat telah dilakukan oleh Israel terhadap generasi penerus tersebut sejak awal 2000. Secara keseluruhan, lebih dari 2.069 anak Palestinadilaporkan tewas.