REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan strategi promosi lada putih yang diterapkan pemerintah daerah sejak beberapa bulan terakhir sudah membuahkan hasil. Hal ini terbukti dengan mulai datangnya para calon pembeli dari mancanegara.
"Strategi promosi untuk kembali membangkitkan perdagangan 'Muntok White Pepper' mulai menunjukkan hasil. Setelah mengikuti Konferensi Rempah Internasional di Jaifur, India, beberapa waktu lalu, kini pembeli rempah mancanegera mulai datang ke Babel," ujar Erzaldi di Pangkalpinang, Sabtu (24/3).
Gubernur mengatakan Bangka Belitung kini mulai dilirik pedagang rempah internasional. Saat ini sudah ada pembeli rempah bernama Siva Kumar dari India dan Varma Kvm dari Singapura yang datang untuk melihat kualitas lada setempat. "Hari ini ada kunjungan buyer lada. Pemain rempah tingkat internasional ini kita ajak ke Desa Puding karena salah satu gudang program resi gudang kita ada di sana," katanya.
Kedatangan pedagangan rempah internasional dari India dan Singapura itu disambut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pertemuan dilanjutkan ke Desa Puding karena pembeli ingin melihat langsung kualitas lada Babel. Program pemprov meningkatkan kesejahteraan petani lada melalui sistem resi gudang bahkan mendapat apresiasi positif dari Siva Kumar dan Varma Kvm.
"Pembeli tentunya ingin membeli barang bagus, namun selama ini mereka merasa belum ada sistem yang baik seperti yang diterapkan Pemprov Babel ini. Keinginan serius pemerintah meningkatkan kualitas lada sangat membantu mereka dalam pengadaan barang dan mendapatkan harga bagus," jelas Gubernur Erzaldi.
Pedagang rempah internasional tersebut mengaku kagum ketika mengetahui pemerintah melalui koperasi juga melakukan aksi jemput lada dari rumah-rumah petani. "Program resi gudang ini juga dinilai sangat baik, karena ada upaya pemerintah menguji mutu lada dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung pemerintah," tambah Tanaim dari Dinas Perindag Provinsi Kepulauan Babel.
Selama dua hari di Babel kedua pedagang rempah internasional itu juga akan diajak melihat perkebunan lada milik sejumlah petani. Mereka juga menyarankan agar dibuatkan kontrak jangka panjang untuk menyukseskan program resi gudang yang digagas Pemprov Kepulauan Babel tersebut.