REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG — Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengajak semua pihak untuk menjaga dan melindungi habitat gajah sumatra maupun satwa langka dan dilindungi lainnya. Dengan demikian, gajah sumatra dan satwa langka lainnya terjaga dan aman serta lestari kehidupannya.
Siti Nurbaya secara khusus menanggapi dan menjelaskan kondisi gajah sumatra Erin yang terpotong belalainya melalui laman facebooknya, dipantau di Bandarlampung, Ahad (25/3). Akibatnya kini, gajah liar tersebut kesulitan makan dan bergantung pada pawangnya.
Erin, gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis) betina berusia 4 tahun pertama kali ditemukan pada tanggal 23 Juni 2016 oleh Tim Elephant Respons Unit (ERU) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di perbatasan Rawa Arjo, RPTN Susukan Baru. Gajah itu diduga kuat terjebak perangkap pemburu yang dipasang untuk menjerat rusa dan babi hutan, hingga belalainya putus.
Menteri Siti menulis, saat itu Erin langsung dirawat di Rumah Sakit Gajah Way Kambas. "Sekarang kondisinya semakin membaik dengan bobot tubuh mencapai 470 kg atau hampir dua kali lipat dari saat ditemukan. Setiap hari dirawat khusus oleh tim doker dan medis RS Gajah," katanya lagi.
Kondisinya semakin sehat. “Aktif, nafsu makan tinggi, aktivitas normal, dan tidak menunjukkan gejala stres,” kata dia.
Khusus terhadap foto luka gajah Erin pada bagian telinga yang diberitakan sebagai jamur, berdasarkan hasil observasi tim dipastikan merupakan tampilan akibat proses pengobatan menggunakan salep untuk mengobati bekas gigitan lebah.
Menurut Siti, perawatan terhadap gajah Erin itu sesuai prosedur kesehatan masih terus dilakukan. Tanggal 23 Maret lalu juga telah dilaksanakan evaluasi kesehatan oleh tim dokter terdiri dari perwakilan Direktorat KKH (Febriany Iskandar, Joko Nugroho), Dr drh Ligaya Tumbelaka (FKH IPB, PKBSI, PDHI), drh Diah Esti Anggraini (PLG Way Kambas), Koordinator PLG (Elisabeth Dwi), dan perwakilan BKSDA Bengkulu (Mukhlas).
Erin juga diberi pakan, suplemen dan obat sesuai dengan kebutuhan tindak medik yang diperlukan. Juga telah diberikan vaksinasi rabies dan antitetanus. "Sekarang selalu ada yang mendampingi Erin, ada pengasuh khusus namanya pak Suko. Kemana-mana selalu diangon atau digembala untuk mengantisipasi kejadian tak diinginkan, sampai nanti gajah Erin sehat kembali," kata Siti.
Siti Nurbaya mengecam keras kejahatan terhadap satwa dilindungi ini. “Saya sudah minta Dirjen Penegakan Hukum jangan kendor untuk memburu pelaku-pelaku kejahatan satwa seperti ini. Jangan sampai ada Erin Erin berikutnya. Saya juga mengapresiasi respons cepat Tim Elephant Respon Unit Taman Nasional Way Kambas yang berhasil menemukan dan mengevakuasi Erin," katanya.
Menurut Siti, apa yang menimpa Erin akan selalu menjadi pengingat kita untuk terus menjaga habitat gajah sumatra dan butuh peran serta semua pihak menjaga dan melindunginya.
Hingga saat ini populasi gajah sumatra pada habitatnya terus mengalami penyusutan, antara lain akibat gangguan pada habitat alaminya akibat perambahan hutan dan ancaman praktik perburuan liar. Padahal keberadaan gajah liar, seperti halnya satwa langka lain pada hutan hujan tropis di Sumatra menjadi satwa kunci indikator upaya perlindungan dan pelestariannya berjalan baik atau tidak.