Ahad 25 Mar 2018 14:38 WIB

Turki Kuasai Penuh Wilayah Afrin Suriah

Militer Turki terus membersihkan ranjau dan peledak agar warga Afrin dapat kembali.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Tentara Turki mempersiapkan tank di pinggiran desa Sugedigi, Turki yang berbatasan dengan Suriah, 22 Januari 2018.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Tentara Turki mempersiapkan tank di pinggiran desa Sugedigi, Turki yang berbatasan dengan Suriah, 22 Januari 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, AFRIN -- Tentara Turki dan pemberontak oposisi Suriah memiliki kontrol penuh dari daerah kantong Kurdi Afrin di Suriah utara. Ini terjadi hampir sepekan setelah mereka merebut kota itu.

Kantor berita Anadolu melaporkan militer Turki terus membersihkan ranjau dan bahan peledak agar warga Afrin dapat kembali, menyusul serangan udara dan bentrokan dengan pasukan Kurdi Suriah.

Jurnalis Associated Press pada tur pers yang diselenggarakan oleh pemerintah Turki Sabtu lalu melewati kota Jinderes di barat laut dalam perjalanan ke Afrin tengah.

Jinderes, yang direbut oleh Turki dan oposisi Suriah , adalah tempat terjadinya bentrokan pada awal Maret lalu. Saat ini kota tersebut hancur dan tak berpenghuni.

Baca juga, Oposisi Suriah Mulai Tinggalkan Ghouta Timur

Turki melancarkan serangan darat dan udara pada 20 Januari lalu. Operasi ini diberi nama Olive Branch. Operasi ini untuk menggulingkan milisi Kurdi utama Suriah yang dikenal sebagai Unit Perlindungan Rakyat, atau YPG, dari Afrin. Turki menganggap YPG sebagai kelompok teror dan perpanjangan pemberontak Kurdi yang melancarkan pemberontakan di perbatasannya sendiri.

Pejabat Kurdi Suriah dan media negara di negara itu mengatakan serangan Turki membuat lebih dari 200 ribu orang mengungsi dari rumah mereka. Di pusat kota Afrin, pasukan sekutu Suriah berpatroli di jalan-jalan ketika tank-tank Turki dan pengangkut personel lapis baja lewat.

Seorang pejuang Suriah,Ismail Montaser Billah mengatakan YPG menarik diri dari Afrin setelah menahan serangan itu. "Mereka telah meninggalkan ranjau, tetapi alhamdulillah kami merebut kota," ujarseorang pejuang Suriah,Ismail Montaser Billah.

Bendera-bendera oposisi Turki dan Suriah berkibar di daerah tersebut. Warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, berada di luar dan di sekitar pusat Afrin .

Seorang warga sipil, Abdul-Rahman Mohammed, mengatakan YPG menganiaya penduduk setempat yang tidak bekerja sama dengan mereka. "Kami menderita karena kekurangan makanan dan air," tambahnya.

Organisasi Bulan Sabit Merah Turki membagikan makanan dan bantuan di Afrin. Presiden organisasi itu,Kerem Kinik mengatakan sekitar 100 ribu warga sipil tetap tinggal di dan sekitar Afrin.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement