REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) meminta nasabah yang terindikasi terkena praktik skimming untuk mengganti kartu debitnya menjadi cip. Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tribaroto mengatakan, hal ini merupakan langkah perusahaan untuk mencegah timbulnya korban.
"Ini untuk jaga-jaga daripada ada tabungan yang terkena debit," ujar Bambang ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (25/3).
Bambang mengatakan telah mengirimkan pesan singkat kepada nasabah yang terindikasi terkena skimming secara nasional. Ia menekankan, nasabah yang mendapatkan pesan tersebut belum tentu telah menjadi korban skimming.
Bambang mengaku belum bisa merinci jumlah nasabah yang terindikasi sebagai korban skimming. Ia menjelaskan, nasabah tersebut ditentukan oleh sistem yang mendeteksi adanya kemungkinan praktik kriminal itu.
"Nasabah tertentu yang terindikasi skimming kami kirimkan SMS. Belum tentu kena juga sebenarnya. Itu kami deteksi dari sistem misalnya ada dua transaksi yang berdekatan waktunya tapi dilakukan di lokasi yang berjauhan. Nah, itu kami anggap terindikasi," kata Bambang.
Bambang mengaku, BRI akan terus menggencarkan proses migrasi kartu debit menjadi cip pada tahun ini. BRI menargetkan 30 persen dari total 50 juta nasabah sudah menggunakan kartu debit yang dilengkapi cip.
"Untuk tahun depan kita targetkan seluruh nasabah sudah menggunakan cip semua," ujar Bambang.