Senin 26 Mar 2018 06:54 WIB

Golkar Ingin Buktikan Kadernya Layak Jadi Cawapres Jokowi

Golkar akan tetap fokus ke pemenangan di Pilkada serentak dan Pileg terlebih dahulu.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Wasekjen Pemenangan Pemilu Golkar Ali Mochtar Ngabalin.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Wasekjen Pemenangan Pemilu Golkar Ali Mochtar Ngabalin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Rakernas Kamis (22/3) lalu, Partai Golkar menyinggung soal Ketua Umum Airlangga Hartarto yang mungkin disodorkan sebagai calon wakil presiden (Cawapres) kepada Joko Widodo. Walaupun secara formal belum diputuskan, namun Golkar akhirnya menyebut tetap ingin mengusulkan Cawapres Jokowi dari internal Golkar.

Wakil Sekretaris Jenderal Pemenangan Pemilu Golkar Ali Mochtar Ngabalin menanggapi perbedaan pembicaraan Cawapres di Rakernas lalu, dengan Cawapres-Cawapres dari partai lain yang telah disodor-sodorkan kepada Jokowi. Bedanya, jelas dia, Golkar hanya menyiapkan saja kemungkinan cawapres itu. Namun ia menegaskan saat ini Golkar ingin menunjukkan kelayakannya untuk bersanding sebagai Cawapres Jokowi.

"Kita siapkan seluruh  kekuatan untuk kemenangan di Pilkada 2018 dan Pileg 2019 dulu, kita targetkan kemenangan 110-120 kursi di parlemen, sehingga kita bisa menunjukkan saat bicara Cawapres ke Jokowi tidak malu lah kira-kira," ujar Ali Mochtar Ngabalin kepada wartawan, Ahad (25/3) malam.

Dengan begitu, kata dia, Golkar ingin tetap fokus ke pemenangan suara terlebih dahulu. Kalau kemudian perolehan suara dianggap layak bagi Golkar untuk mengusung Cawapres Jokowi dari internal, Golkar baru akan menyodorkan nama.

"Jadi yang paling pokok bagi kami sekarang membangun konsolidasi semangat pemenangan itu, memaksimalkan kinerja mesin partai di daerah dulu," tegasnya.

(Baca juga: 'Kader Golkar Siap Dampingi Jokowi untuk Periode Kedua')

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement