REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, operasi militer Turki di Suriah akan terus berlanjut. Setelah berhasil menduduki kota Afrin, operasi akan dilanjutkan untuk menguasai Tal Rifaat di Aleppo.
"Insya Allah kami akan mencapai tujuan operasi ini dengan mengambil alih Tal Rifaat dalam waktu singkat," kata Erdogan ketika berbicara di Kongres Provinsi Jenderal Keadilan dan Pembangunan (AK) yang keenam di Provinsi Laut Hitam, Trabzon, Ahad (25/3), dikutip laman Anadolu.
Menurut Erdogan, sama seperti Afrin, wilayah Tal Rifaat pun telah menjadi markas organisasi teroris. "Jika organisasi teroris ini tidak dibersihkan dari sini maka kita harus melakukan ini bersama dengan orang-orang di wilayah itu," ujar Erdogan.
Militer Turki telah berhasil merebut Kota Afrin dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) pada Ahad (18/3). Hal ini ditandai dengan dikibarkannya bendera Turki di atas bangunan pemerintah daerah di sana.
Operasi militer Turki di Afrin dimulai sekitar dua bulan lalu. Turki mengklaim operasi ini dilakukan untuk menumpas kelompok teroris serta milisi Kurdi yang mendiami wilayah tersebut dan mengancam keamanan perbatasannya. Adapun kelompoknya, antara lain YPG, PKK (Partai Pekerja Kurdistan), KCK (Persatuan Komunitas Kurdistan), dan PYD (Partai Persatuan Demokratik Suriah).
Pendudukan Afrin oleh Turki telah dikecam oleh Pemerintah Suriah. Suriah mengecam pendudukan Turki atas Afrin dan kejahatan yang dilakukannya di sana.
"Kami menuntut pasukan penyerbu segera menarik diri dari wilayah Suriah yang mereka tempati," kata Kementerian Luar Negeri Suriah dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/3).
Suriah mengatakan, perilaku dan serangan yang dilancarkan Turki di Afrin tidak hanya mengancam warga dan kesatuan wilayahnya, tetapi juga memperpanjang perang di negara tersebut. Kementerian Luar Negeri Suriah telah mengirim dua surat kepada PBB yang memprotes aksi pendudukan oleh militer Turki di Afrin. Suriah menyatakan tindakan tersebut ilegal.