Senin 26 Mar 2018 15:00 WIB

Kabupaten Sleman Segera Menambah Jumlah Embung

Kalau embung yang dimiliki semakin banyak akan banyak mendatangkan manfaat bagi warga

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Maman Sudiaman
Ilustrasi embung
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ilustrasi embung

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Keberadaan embung (danau) dirasakan banyak manfaatnya bagi warga masyarakat di Kabupaten Sleman. Tak cuma sebagai resapan air dan keperluan pertanian, lebih dari itu embung juga bermanfaat untuk menangkal  bahaya banjir.

Dasar itu pulalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUKP) Kabupaten Sleman, Sapto Winarno berencana menambah embung di wilayah kerjanya. "Ke depan jumlah embung di Kabupaten Sleman akan diperbanyak lagi," kata Sapto di Embung Tambakboyo pada peringatan Hari Air Dunia belum lama ini.

Menurutnya embung itu bukan dari aliran sungai melainkan embung yang merupakan tadah hujan. Hal itu bertujuan agar air hujan tidak langsung mengalir terbuang sia-sia, tapi ditahan agar dapat digunakan dan dimanfaatkan. Terutama, digunakan dan dimanfaatkan kepada kebutuhan yang akan datang.

Ia menilai, dalam jangka waktu tertentu kalau embung yang dimiliki semakin banyak akan banyak pula mendatangkan manfaat bagi Kabupaten Sleman. "Kalau embung semakin banyak tentu permukaan air bisa semakin naik," ujar Sapto.

Terkait Hari Air Dunia, ia menilai peringatan penting demi mengingatkan masyarakat agar menjaga air baik untuk irigasi pertanian maupaun air minum. Harapannya, dapat dinikmati anak dan cucu kelak sebagai sumber kehidupan.

Peringatan Hari Air Sedunia ditandai penebaran 5.000 ekor benih ikan nila merah dan penanaman pohon gayam. Penebaran dilakukan langsung Bupati Sleman, Kepala BBWS, Kepala Dinas PUPKP, dan Kepala Bappeda.

Bupati Sleman, Sri Purnomo mengungkapkan, kondisi air yang ada di Kabupaten Sleman relatif cukup. Jumlah mata air yang sudah teridentifikasi sebanyak 200 buah dan bendung sebanyak 878 buah. "Kondisi air secara umum di Kabupaten Sleman relatif cukup," kata Sri.

Ia menekankan, pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Sleman senantiasa dilaksanakan dan dilakukan melalui sejumlah cara. Mulai konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

Konservasi sumber daya air di Kabupaten Sleman dilakukan secara vegetatif dan fisik dengan penanaman pohon untuk penghijauan dan pembuatan embung dan sumur resapan. Sri menegaskan, itu dilakukan demi memanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat. "Seperti untuk irigasi pertanian, perikanan, pariwisata dan pengembangan air minum pedesaan yang tentunya akan mendorong peningkatan kemakmuran masyarakat," ujar Sri.

Pengendalian daya rusak air dilakukan demi mengendalikan dampak negatif sumber daya air yang berlebih seperti banjir dan kerusakan akibat erupsi Merapi. Sri menilai, konservasi vegetatif sudah merujuk kepada solusi air berbasis alam.

Hal itu dikarenakan tidak bisa lagi dipungkiri kualitas lingkungan akan berpengaruh terhadap kualitas air. Untuk itu, banyak sekali unsur yang harus terlibat dalam upaya menjaga ekosistem sumber air tersebut.

Untuk itu, ia berharap, momentum peringatan Hari Air Dunia tidak cuma berlaku sebagai seremonial belaka. Tapi, dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan menyusun langkah-langkah strategis menjaga kuantitas maupun kualitas air di Kabupaten Sleman. "Ini menjadi tanggung jawab kita bersama," kata Sri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement