Selasa 27 Mar 2018 01:11 WIB

Airlangga bukan Tipe Cawapres yang Dibutuhkan Jokowi

Airlangga Hartarto hanya unggul dari segi posisinya sebagai ketua umum Golkar.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Didi Purwadi
Jokowi saat bertemu Airlangga Hartarto.
Foto: Istana
Jokowi saat bertemu Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Airlangga Hartarto dinilai tidak tepat mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Meski menyandang jabatan ketua umum Partai Golkar, Airlangga dinilai tidak akan mampu menaikkan elektabilitas Jokowi.

Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, memaparkan penilaiannya tersebut ketika dihubungi Republika.co.id di Jakarta pada Senin (26/3). Menurut Hendri, Airlangga masih jauh untuk menapak ke bursa cawapres Jokowi karena sosoknya dinilai tidak akan memberi kontribusi besar terhadap elektabilitas Jokowi.

Dibanding nama-nama lain yang diusung sebagai cawapres Jokowi, Airlangga hanya unggul dari segi posisinya sebagai ketua umum partai besar di Indonesia yakni Golkar. "Selebihnya, belum ada (keunggulan) lain,'' katanya. ''Jadi, Airlangga bukan tipe cawapres yang dibutuhkan Jokowi.''

Untuk meraih elektabilitas tinggi, capres Jokowi harus mencari pasangan yang memiliki keahlian jelas. Hendri memandang ada dua keahlian yang patut dijadikan prioritas, yakni bidang ekonomi dan mampu menarik umat Islam.

Tapi, Hendri tidak menampik kemungkinan Jokowi berduet dengan Airlangga karena kondisi politik dinamis dan perjalanan menuju Pilpres 2019 masih panjang. Apalagi, Airlangga sudah tiga tahun menjabat menterinya Jokowi sehingga keduanya kurang lebih sudah saling memahami karakternya masing-masing.

Jokowi dan Airlangga sebelumnya berolahraga bersama di Kebun Raya Bogor pada Sabtu (24/3). Airlangga saat itu menegaskan pilihan cawapres sepenuhnya haknya Jokowi. ''Itu (cawapres) tergantung Bapak Presiden. Yang jelas infrastruktur Partai Golkar akan mengawal NKRI," kata Airlangga menjawab pertanyaan apakah Golkar mengajukan cawapres untuk Pemilu 2019.

Sambil berolahraga, Jokowi dan Airlangga membicarakan berbagai hal termasuk cawapres untuk Pilpres 2019. Airlangga menyebutkan kriteria cawapres yang diinginkan Golkar adalah sosok yang bisa mendukung Presiden dan menjaga integrasi bangsa.

"Ya tentu yang bisa mendukung Pak Presiden dan kedua sama sama bisa menjaga integrasi bangsa," katanya. Ketika ditanya apakah Golkar memberi masukan tentang cawapres, Airlangga yang juga Menteri Perindustrian itu mengatakan tidak ada. "Tidak ada, beliau sudah paham," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement