Selasa 27 Mar 2018 08:35 WIB

Geliat Komunitas Film Sukabumi Ingin Raih Kota Sinema

Sukabumi menjadi tuan rumah pertemuan karena aktifnya pergerakan sinema di sana.

Rep: Riga Iman/ Red: Indira Rezkisari
Komunitas film nasional berkumpul dalam ajang temu film komunitas film Indonesia (TKFI) 2018 di Kota Sukabumi 23-25 Maret menjadi pengakuan pergerakan sinema di Sukabumi.
Foto: Republika/Riga Iman
Komunitas film nasional berkumpul dalam ajang temu film komunitas film Indonesia (TKFI) 2018 di Kota Sukabumi 23-25 Maret menjadi pengakuan pergerakan sinema di Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi merupakan salah satu daerah dengan banyak pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya pelaku atau penggiat film yang berasal dari daerah yang terkenal dengan makanan khas mochi tersebut.

Hal ini tergambar dalam pelaksanaan Temu Konunitas Film Indonesia (TKFI) 2018 yang digelar di Kota Sukabumi pada 23-25 Maret 2018 lalu. Sukabumi mendapatkan kepercayaan menjadi tuan rumah kegiatan berkumpulnya ratusan penggiat perfilman yang ada di Indonesia.

Komunitas film di Sukabumi yang dipercaya mengadakan kegiatan tersebut berasal dari Sukabumi Sinema Indie Forum. Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Spektakel.Id.

"Kami dari komunitas film Sukabumi merasa bangga dengan adanya kepercayaan TKFI 2018 di Sukabumi," ujar Rendy Irlian Kamase yang berasal dari Sukabumi Sinema Indie Forum sekaligus Ketua Pelaksana TKFI 2018, Selasa (27/3). Dipercayanya Sukabumi menjadi tuan rumah lanjut dia merupakan bukti adanya pengakuan pergerakan sinema atau film di Sukabumi.

Selama ini ungkap Rendy, komunitas film di Sukabumi berupaya menggiatkan aktivitas perfilman dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya pada 2017 lalu dalam momen peringatan hari film nasional (HFN), Sukabumi Cinema Indie Forum menggelar tiga agenda kegiatan yakni workshop, layar tancap dan apresiasi film.

Pada momen hari film tahun ini pun lanjut Rendy, komunitas film di Sukabumi menggelar kegiatan bioskop berbisik bagi kalangan disabilitas. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada kalangan disabilitas.

Puncak dari pergerakan sinema di Sukabumi ujar Rendy yakni berhasil digelarnya TKFI di Sukabumi. Kegiatan ini diikuti sebanyak 320 orang dari 98 komunitas film di 40 kota/kabupaten se-Indonesia.

Para peserta TKFI 2018 mayoritas berasal dari Pulau Jawa dan sebagian lainnya dari luar Jawa seperti Aceh, Medan, Maluku, Kalimantan, dan Sulawesi.  Dalam acara TKFI 2018 ini terang Rendy, peserta komunitas film saling bertemu dan bertukar wawasan mengenai perfilman.

Di momen ini juga kata dia ada beberapa kelas workshop tematik seperti mengenai pengelolaan festival film, produksi film, dan kelas khusus pelajar SMA/SMK di Sukabumi. Di mana pengajarnya mempunyai kompetensi di bidang perfilman seperti dari Badan Perfilman Indonesia (BPI), dan Pusbangfilm Kemendikbud.

Intinya ujar Rendy, kegiatan ini fokus pada bagaimana komunitas diberikan tempat untuk saling bertukar wawasan dan silaturahmi. Sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas perfilman di Indonesia.

"Selepas TKFI 2018, saya berharap teman-teman komunitas film Indonesia bisa melihat Sukabumi punya pergerakan sinema yang bagus," imbuh Rendy. Ke depan komunias film di Sukabumi berharap Sukabumi bisa menjadi salah satu kota sinema.

Sementara itu Dimas Jayasrana selaku pendiri sekaligus pemilik dan Direktur Operasional Spektakel.id mengatakan, kegiatan TKFI ini sudah dilakukan tiga kali yakni pada 2010, 2016 dan 2018. "TKFI menjadi ruang temu pegiat komunitas film untuk berbagi dan berkolaborasi dengan sesamanya," terang dia.

Dimas menambahkan pemilihan Sukabumi sebagai tuan rumah salah satunya karena aktifnya pergerakan sinema di Sukabumi. Selain itu untuk memberikan kesempatan kepada kota kecil untuk berkembang dunia perfilmannya.

Kepala Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kemendikbud Maman Wijaya mengatakan, pemerintah menyambut positif adanya TKFI 2018 di Sukabumi. "Yang berkumpul di sini dari pribadi-pribadi yang secara bersama-sama membangun sebuah komunitas film dari berbagai daerah," cetus dia.

Pemerintah ujar Maman, hanya bersifat memfasilittasi setiap ide dan gagasan dari para penggiat komunitas film. Harapannya, kata dia, ide dan gagasan dari para penggiat film ini bisa berjalan sesuai yang direncanakan.

Maman menambahkan, pemerintah juga mendorong peningkatan kualitas individu dalam pemahaman dalam film dan mengkoordinasi teman komunitas. Selain itu mendorong produksi film penggiat komunitas menjadi lebih baik dan berkesinambungan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement