Selasa 27 Mar 2018 09:14 WIB

Rossi Bicara Kontrak dan Hidupnya di MotoGP

The Doctor ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk hal yang benar-benar dia cintai.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Israr Itah
Valentino Rossi dari tim Movistar Yamaha menempati posisi ketiga  pada MotoGP Qatar di Losail International Circuit, Doha.
Foto: Noushad Thekkail/EPA-EFE
Valentino Rossi dari tim Movistar Yamaha menempati posisi ketiga pada MotoGP Qatar di Losail International Circuit, Doha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Valentino Rossi baru saja memperpanjang kontraknya bersama Yamaha hingga 2020. Gelar dunia kesepuluh bukanlah target utamanya. The Doctor hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk hal yang benar-benar dia cintai. Berikut petikan wawancara Speedweek dengan Rossi, dikutip Selasa (27/3).

Apa pertimbangan Anda memperpanjang kontrak dengan Yamaha hingga akhir 2020?

Saya melakukannya karena saya menikmatinya. Semua terhubung. Saya hanya ingin menikmati setiap saat saya mengendarai sepeda motor. Balapan, menang, atau setidaknya mencoba tetap kompetitif.

Saya melakukannya karena saya mencintai dunia ini. Saya juga menjalani masa-masa sulit. Ini impian sejak saya masih empat atau lima tahun. Bagaimana mungkin saya mengatakan semua sudah cukup? Mustahil.

Valentino, Anda baru saja berusia 39 tahun. Setelah memperpanjang kontrak dua tahun, itu berarti Anda harus berada di MotoGP selama tiga tahun. Apa yang Anda pikirkan?

Secara fisik ini memang lebih menuntut saya. Jadi, saya harus latihan banyak dan itu kegiatan yang saya suka. Saya harus bekerja di paddock lagi, berdebat dan adu pendapat, berjuang dengan ban, mengumpulkan data. Itu semua saya yakin lebih baik, sebab saya beruntung berada di tim yang fantastis. Semua sahabat sejati ada, dan itu membuat semuanya lebih mudah.

Pada 2020 Anda akan merayakan 25 tahun di MotoGP. Pernahkah Anda membayangkannya?

Siapa yang menyangka seperti itu awalnya? Seperempat abad. Saya masih ingat ketika 1996, CEO Aprilia, Ivano Beggio memberi saya kepercayaan masuk ke dunia ini. Saya waktu itu hanya seorang bocah cilik yang tidak berpikir panjang. Saya tak pernah membayangkan apa yang terjadi ke depan. Sebaliknya, ketika saya menandatangani kontrak perpanjangan dua tahun lalu, saya memang sempat berpikir, mungkin ini yang terakhir. Saat berpikir seperti itu, saya langsung sedih.

Kapan Anda benar-benar memutuskan akan melanjutkan balapan?

Yamaha memberi tahu saya November 2017, katanya, ambil waktu sebanyak yang saya inginkan. Saya secara naluriah mengiyakan. Tapi, saya berpikir lagi, mari kita tunggu sampai musim dingin yang pastinya akan menjadi latihan membosankan, semua pelatihan, pengujian, penerbangan ke sana sini. Jika semuanya berjalan lancar, itu pertanda saya masih bisa melanjutkan.

Apakah M1 Yamaha semakin sempurna setelah dilanda ketidakpastian selama ini?

Itu benar. Paketnya, mulai dari mesin, bingkai, elektronik, semua bekerja lebih baik dibanding tahun lalu. Namun demikian, satu kali kemenangan dan enam podium di 2017 tak terlalu buruk bagi pembalap tua seperti saya. Tujuan saya sekarang adalah finis di tiga besar dan tetap di kejuaraan dunia sampai akhir.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement