REPUBLIKA.CO.ID, MAKASAR -- PT Pertamina Marketing Operasional Regional (MOR) VII wilayah Sulawesi terus menggenjot konsumsi "Bright Gas" yang tahun 2017 lalu persentasenya baru mencapai 10 persen dari total konsumsi gas. Pertamina berharap tahun ini konsumsinya dapat meningkat.
"Kita harapkan konsumsinya bisa meningkat, persentasenya kita harapkan 50 persen gas subsidi dan 50 persen non-subsidi (Bright Gas)," kata General Manager (GM) Pertamina MOR VII Joko Pitoyo yang ditemui di Makassar, Selasa (27/3).
Untuk meningkatkan konsumsi ini, kata dia, pihaknya gencar melakukan sosialisasi dengan menggandeng berbagai pihak pemangku kepentingan. Sebelumnya, menurut Joko, pihaknya telah gencar melakukan sosialisasi ke pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten, agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) mulai menggunakan elpiji non-subsidi, yakni Bright Gas.
"Gubernur Sulsel bahkan telah menetapkan seruan Gubernur tentang larangan penggunaan elpiji tabung ukuran 3 kilogram bagi ASN dan masyarakat berpenghasilan di atas Rp1,5 juta per bulan," tambahnya.
Kini, Pertamina MOR VII juga mulai menyasar para pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan konsumsi Bright Gas. Mereka beberapa kali sudah melakukan sosialisasi ke BUMN seperti Bank Mandiri, Bank BRI, menyusul Bank BNI dan lainnya.
Yang terbaru, pihaknya, telah meluncurkan program khusus untuk UKM. Yaitu "Pakai Bright Gas, Bisnis Ngegas". Dalam program ini, kata dia, setiap minggunya Pertamina akan memilih dua hingga tiga pelaku usaha yang menggunakan Bright Gas. Para pelaku usaha terpilih akan dikunjungi secara mendadak dan diberikan apresiasi. Bentuk penghargaan berupa dukungan untuk mempromosikan usahanya di berbagai lini media, yakni media cetak, radio dan media sosial.
Dengan berbagai upaya tersebut, Joko berharap target peningkatan konsumsi Bright Gas dapat tercapai tahun ini.
TAKE