Selasa 27 Mar 2018 10:36 WIB

Bangladesh Bangun Lokasi Pengungsi Rohingya dari Dana Negara

Bangladesh tidak mengharapkan banyak bantuan asing untuk relokasi Rohingya.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Foto: BPMI
Pengungsi Rohingya di Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh tidak mengharapkan banyak bantuan dari asing terkait rencana relokasi 100 ribu pengungsi Rohingya. Pengungsi Rohingya rencananya direlokasi ke sebuah pulau tak berpenghuni.

Menteri negara untuk urusan luar negeri, Mohammed Shahriar Alam, mengatakan Bangladesh mengeluarkan biaya sekitar 280 juta dolar AS untuk membangun rumah dan membentengi pulau berlumpur di Teluk Benggala dari topan. Bangladesh juga mempertimbangkan permintaan resmi untuk bantuan dana internasional.

"Tidak ada pengungsi yang menentang rencana relokasi itu," katanya.

Sekitar 700 ribu Muslim Rohingya menyeberangi perbatasan Myanmar sejak Agustus untuk menuju kamp di Cox's Bazar. Tertundanya pelaksanaan kesepakatan repatriasi antara kedua negara membuat Bangladesh berencana memindahkan pengungsi ke sebuah pulau yang disebut Bhasan Char. Relokasi tersebut diharapkan selesai sebelum masuknya musim penghujan yang biasanya terjadi awal April.

"Kami tidak memiliki jadwal pasti karena relokasi ini membutuhkan banyak uang. Kami sejauh ini membangunnya dengan keuangan sendiri. Saya tidak begitu berharap berapa banyak dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat internasional," kata Alam di kantor PBB di New York.

Sebuah cabang koordinasi PBB secara terpisah mengatakan dana sebesar 951 juta dolar AS dibutuhkan segera untuk rencana tersebut. Alam menepis kekhawatiran yang diajukan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan seperti Amnesty International yang menyebutkan pulau itu rentan terhadap banjir. "Beberapa orang mengemukakan kekhawatiran tentang Bhasan Char. Tetapi sama sekali tidak ada alasan untuk khawatir karena kami sedang membangun tanggul," katanya.

Ia menambahkan Bangladesh berbagi desain bangunan dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). OKI menyarankan pemerintah Bangladesh untuk melibatkan individu, organisasi maupun negara lain dalam pengumpulan dana terkait relokasi. "Kami belum melakukannya. Kami belum memutuskan itu," katanya.

Relokasi ke pulau tak berpenghuni itu merupakan bentuk pengaturan sementara Bangladesh untuk menekan jumlah pengungsi di Coxs Bazar yang begitu banyak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement