Selasa 27 Mar 2018 12:10 WIB

Cara Inggris Mempersiapkan Hari 'Menghukum Seorang Muslim'

Surat kebencian Muslim itu merupakan gejala meningkatnya Islamofobia.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Muslim Inggris berkumpul di Havering Islamic Culture Center
Foto: haveringislamicculture.co.uk
Muslim Inggris berkumpul di Havering Islamic Culture Center

IHRAM.CO.ID, LONDON -- Dua minggu lalu, sejumlah komunitas di Inggris menerima surat tanpa nama yang menyatakan 3 April 2018, sebagai hari 'Menghukum Seorang Muslim'. Setidaknya, ada empat anggota parlemen Muslim termasuk di antara para penerimanya.

Laporan surat pertama mulai muncul pada 9 Maret. Surat-surat itu memberikan poin serangkaian kejahatan kebencian terhadap Muslim. Sejumlah tindakan hukuman yang tertulis dalam surat, seperti, memaki Muslim (10 poin), melemparkan cairan asam di wajah seorang Muslim (50 poin), membom sebuah masjid (1.000 poin).

Sementara polisi Inggris menyelidiki surat-surat itu, Muslim Inggris diminta tetap waspada pada hari itu. Masyarakat Inggris dan dunia mengutuk penyebaran surat kebencian itu.

Dilansir di My Salaam pada Senin (26/3), seorang Muslim bernama Shahab Adris merespon surat itu dengan tindakan berbeda. Ia membalas surat dengan menyosialisasikan kampanye yang menyatakan 3 April sebagai hari 'Cinta Seorang Muslim'.

Daftar poin arbitrernya diberikan untuk tindakan, seperti, tersenyum pada seorang Muslim (10 poin), memberi bunga pada seorang Muslim (50 poin), mengadakan penggalangan dana bagi orang membutuhkan, terutama penderitaan di Irak, Libya, Kashmir, Yaman, Myanmar, Palestina, dan Suriah (1.000 poin).

Badan amal Inggris, Tell Mama meminta, umat Islam setempat melanjutkan rutinitas harian seperti biasa. Kendati, mereka mengimbau Muslim tetap waspada.

Tell Mama menawarkan tujuh kiat keamanan, seperti, selalu berada di tempat terang, di lokasi ramai, siap memanggil layanan darurat.

Sebuah organisasi nirlaba yang bekerja untuk mendorong dan memberdayakan Muslim Inggris di komunitas lokal, MEND beranggapan surat kebencian Muslim itu merupakan gejala meningkatnya Islamophobia.

MEND meminta pemerintah merespon Islamophobia seserius bentuk-bentuk kejahatan kebencian lainnya. MEND berharap dapat mendengar lebih banyak informasi dari aparat keamanan terkait surat kebencian Muslim itu.

Seorang Muslim di Inggris Misbah Ameen-K mengatakan selama ini tinggal bersama keluarganya di Birmingham. Ia mengaku baru mengetahui adanya surat kebencian terhadap Muslim itu melalui media sosial.

Reaksi pertama saya sebagai manusia adalah rasa jijik, bahwa manusia bisa begitu salah informasi dan kurang dalam kebaikan, kata dia.

Sebagai seorang Muslim, Misbah mengatakan, menyerahkan semua masalah pada Allah SWT. Ia percaya Allah SWT akan menjaga setiap Muslim di dunia, kecuali dia yang menghendakinya.

"Saya punya anak kecil. Jadi, saya mungkin memilih untuk tinggal di dalam rumah pada hari itu, karena mungkin ada insiden dan saya tidak ingin mengekspos keluarga saya kepada mereka," tutur dia.

Kendati demikian, Misbah berniat mendiskusikan kondisi itu pada putranya. Tujuannya, agar mereka lebih percaya diri atas identitasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement