Rabu 28 Mar 2018 13:14 WIB

'Brutalisme Masih Sulit Dihilangkan dari Dunia Kepolisian'

Polisi yang bersikap brutal harus segera dipecat dari kepolisian

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Video viral yang berisi kekerasan yang dilakukan polisi senior terhadap polisi juniornya yang tersebar di jejaring sosial Youtube
Foto: Youtube
Video viral yang berisi kekerasan yang dilakukan polisi senior terhadap polisi juniornya yang tersebar di jejaring sosial Youtube

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, video penganiayaan terduga oleh personel senior Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polda Gorontalo menunjukkan budaya buruk yang ada di tubuh Polri. Apa yang terjadi di Gorontalo tersebut, menurut dia adalah sebuah bentuk aksi penyiksaan yang dilakukan polisi kepada polisi juniornya.

"Aksi ini menunjukkan bahwa brutalisme masih sangat sulit dihilangkan dari kehidupan kepolisian," kata Neta melalui pesan teks yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/3).

Brutalisme, kata Neta, masih menjadi budaya dan karakter yang melekat dalam dinamika kepolisian di Indonesia. Pasalnya, menurut dia aksi penyiksaan kerap berulang dilakukan anggota kepolisian.

Brutalisme ini, lanjutnya, mudah terpicu karena sikap arogansi masih bercokol kuat di sebagian anggota kepolisian. "Sikap mentang-mentang selalu dikedepankan. Mentang-mentang senior merasa bisa memperlakukan junior seenaknya sendiri, termasuk menyiksanya," ujar Neta.

Neta berpendapat, sikap brutal ini tidak akan pernah hilang dari polri jika sanksi hukumnya tidak jelas dan tidak tegas terhadap pelaku. Selama ini, kata Neta, Polri secara institusi masih bersikap permisif dengan polisi-polisi brutal. Akibatnya, tidak ada efek jera pada oknum polisi tersebut.

"Kasus penyiksaan dan brutalisme selalu berulang, pelaku seakan tidak peduli dengan publik yang melihat kasus ini sangat memalukan institusi Polri," ujar Neta.

Seharusnya, tambah Neta, polisi yang bersikap brutal, terutama terhadap sesama polisi mesti segera dipecat dari kepolisian. Sebab, kepada sesama polisi saja mereka tega melakukan penyiksaan dan tindakan brutal, apalagi terhadap masyarakat yang harusnya diayomi.

IPW juga mempertanyakan sistem psikotes di Polri. Sehingga sumber daya manusia seperti dalam video yang beredar, bisa lolos dan masuk menjadi anggota kepolisian.

Seharusnya, menurut Neta, sesuai fungsi tugasnya anggota kepolisian itu senantiasa bisa melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat. "Bukan polisi yang mudah naik pitam, arogan, brutal dan gampang melakukan penyiksaan, apalagi terhadap sesama polisi," ucap Neta.

Berdasarkan video berdurasi 1 menit 13 detik yang beredar, tiga orang polisi terlihat sedang menampar dan menendang dua orang polisi lainnya dalam sebuah kamar. Setelah ditampar beberapa kali, senior kemudian menendang bagian perut junior.

Dalam video itu, dua orang polisi yang disiksa hanya diam dan dalam posisi badan tegap, tanpa melakukan perlawanan sama sekali. Korban akhirnya baru tertunduk setelah tendangan pelaku mengenai perutnya.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto pun membenarkan adanya dugaan penganiayaan tersebut. Hal tersebut membuat Bidang Profesi dan Pengamanan melakukan penyidikan tersebut.

Video viral di Gorontalo itu memang benar ada anggota Sabhara yang melakukan tindak kekerasan pada junior dan sekarang sedang dalam proses pemeriksaan, kata Setyo kemarin (27/3).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement