Rabu 28 Mar 2018 16:15 WIB

Sambil Gowes, Wisata Indonesia Dipromosikan di Jepang

Peserta gowes mengenakan kaos dengan gambar Pulau Komodo dan Danau Toba.

Komodo berada dihabitat asliya di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/12).
Foto: Republika/Prayogi
Komodo berada dihabitat asliya di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sebanyak 50 pesepeda Indonesia mengayuh sepeda di prefektur Wakayama, Jepang di acara tahunan Wakayama cycling fiesta, Ahad (25/3).  Di antara puluhan pesepeda tersebut, turut serta pula mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin dan mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel serta aktor Leroy Osmani, artis Christine Hakim, Marcella Zalianty dan Ira Wibowo.

Terdapat pilihan jarak rute yaitu 8, 63 dan 151 kilometer. Peserta dari Indonesia mengambil pilihan rute yang kedua. Jarak 63 kilometer itu setara dari Monas hingga Kebun Raya Bogor atau dari Yogya ke Solo.

Sayangnya, menjelang start Rachmat Gobel harus kembali ke Tanah Air karena ada keperluan yang tidak dapat diwakili. Menurut Saleh Husin, bagi pesepeda Indonesia, kesempatan itu sekaligus menjadi rangkaian peringatan 60 tahun persahabatan Indonesia – Jepang.

Tahun lalu, para pesepeda Indonesia juga meramaikan acara serupa. Gowes bareng ini juga diikuti oleh Gubernur Wakayama, anggota parlemen Jepang, beberapa walikota tetangga Wakayama, pengusaha dan ratusan pesepeda dari berbagai kota di Jepang .

Kesempatan itu juga dimanfaatkan sebagai ajang promosi obyek wisata Tanah Air kepada masyarakat Negeri Sakura. “Sebelum berangkat, seperti tahun lalu, saya menelepon Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Kita berkoordinasi dan sekaligus minta dibuatkan jersey dengan tema obyek wisata,” kata Saleh, Rabu (28/3).

Para peserta kemudian mendapat jersey ber-tagline ‘Wonderful Indonesia’ lengkap dengan gambar Pulau Komodo dan Danau Toba. Tahun 2017, para pesepeda mengenakan jersey dengan corak Raja Empat dan Candi Borobudur.

Menurut Saleh, pasar wisata Indonesia di Jepang diyakininya akan terus menarik. Selain cuaca tropis yang lebih hangat daripada Jepang, kekayaan wisata alam dan budaya, daya pikat Indonesia lainnya adalah waktu tempuh penerbangan yang hanya 6-7 jam.

“Meskipun sepertinya hal teknis, itu perlu juga kita sampaikan ke mereka. Kita buat mereka membayangkan, hanya perlu duduk di pesawat setengah hari atau satu malam, esok paginya sudah bisa menikmati wisata Indonesia,” ujarnya. 

Diakuinya acara gowes ini sekaligus sebagai promosi wisata dan membuka peluang bisnis. “Tentunya sudah menjadi tugas yang telah melekat dalam diri saya dan Pak Rachmat Gobel apalagi pernah di kabinet , termasuk rekan-rekan semua untuk memacu promosi pariwisata Indonesia di setiap kesempatan,” ulas Saleh yang kini menjadi Managing Director Sinar Mas .

Dalam beberapa kesempatan, Saleh Husin juga terus menjalin komunikasi dan berbagi informasi tentang industri dan produk ekspor unggulan. Di antaranya kepada para diplomat serta duta besar Indonesia yang ditugaskan ke berbagai negara.

Sedangkan Rachmat Gobel dikenal sebagai pengusaha yang banyak berperan dalam membangun kerja sama investasi dan industri Indonesia- Jepang. Oleh Presiden Joko Widodo, Rachmat Gobel ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Jepang.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan terima kasih atas prakarsa dan inisiatif mempromosikan Wonderful Indonesia bersamaan dengan mengejar investasi dan perdagangan.

"Inilah yang disebut Indonesia Incorporated! Saling dukung untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik," kata Arief.

Jepang, kata Arief Yahya, adalah lima besar negeri asal wisman yang masuk ke Tanah Air. Jepang terus naik, meskipun angka persentasenya masih harus didongkrak. Jepang masih di bawah Cina, Singapura, Australia, Malaysia.

"Jepang itu tergolong jarak medium, sekitar 7 jam ke Indonesia, jadi sebenarnya masih ideal untuk wisman. Jepang juga punya sejarah kuat dengan Indonesia, itu semua menjadi faktor penguat potensi wisman dari Jepang," kata Arief.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement