REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Hari Wanita Muslim ditujukan untuk menyosialisasian suara dan prestasi wanita Muslim di seluruh dunia. Apa cara yang lebih baik merayakannya, selain mengenal kiprah beberapa perempuan Muslim yang mengubah dunia?
Dilansir di Bustle.com/pada Selasa (27/3), berikut beberapa aktivis perempuan Muslim yang melakukan pekerjaan luar biasa untuk dunia dan dirinya sendiri. Selama ini perempuan Muslim menghadapi banyak diskriminasi di Amerika Serikat (AS).
Menurut American Civil Liberties Union (ACLU), perempuan Muslim yang memutuskan menggunakan hijab, menjadi objek prasangka atau pelecehan. Artinya, mereka menghadapi diskriminasi karena dipaksa menanggalkan kerudungnya. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump membuat kehidupan lebih berat bagi Muslim Amerika karena Trump berusaha menerbitkan berbagai versi larangan masuknya Muslim ke Amerika.
Melawan diskriminasi yang meluas seperti itu merupakan perjuangan berat. Namun, banyak perempuan Muslim melangkah sebagai pemimpin, baik untuk wanita Muslim lainnya dan negara tempat tinggal. Beberapa perempuan ini hanya sebagian dari banyaknya wanita Muslim yang menginspirasi.
Amani Al-Khatahtbeh
Amani Al-Khatahtbeh mendirikan Muslim Girl, sebuah media yang dimaksudkan menormalkan kata "Muslim," menempatkan narasi perempuan Muslim, dan meningkatkan tempat perempuan Muslim dalam masyarakat.
Muslim Girl meluncurkan Hari Wanita Muslim yang merupakan ide Al-Khatahtbeh. Kendati ia berhasil membuat itu viral melalui kemitraan dengan berbagai organisasi media, tetapi itu hanya salah satu inisiatif visibilitas yang diperjuangkan Al-Khatahtbeh. Pada 2016, ia juga menerbitkan sebuah memoar, Muslim Girl: A Coming of Age. Dalam situs portal pribadinya terus-menerus menampilkan perempuan Muslim yang naik daun.
Linda Sarsour
Linda Sarsour adalah seorang aktivis. Ia bersama teman-temannya membentuk gerakan Perempuan Maret. Saat ini, Sarsour melangkah ke garis terdepan aktivisme di AS melalui platform itu. Di antara hal-hal lain, ia memperjuangkan pengakuan hari penting Islam sebagai hari libur di New York Public Schools, ikut memimpin March2Justice pada 2015, dan memberikan pidato mengesankan di Women Marches.
Dalia Mogahed
Dalia Mogahed adalah seorang direktur penelitian di Institut Kebijakan dan Pemahaman Sosial. Ia mengalami bermacam tindakan Islamofobia atas kebijakan Trump. Dia meluncurkan Islamophobia: A Threat to All sebagai sebuah proyek penelitian yang bertujuan menghasilkan beberapa publikasi pendidikan. Melalui itu, ia berharap ada hasil kajian memeriksa dampak islamofobia dan menemukan cara efektif melawannya.
Will you play it safe? My TED talk about taking a stand against bigotry. https://t.co/Mty1IW3dBR
— Dalia Mogahed (@DMogahed) June 10, 2017
Tawakkol Karman
Anda harus meninggalkan perbatasan Amerika untuk menemukan Tawakkol Karman. Ia adalah pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2011 dan seorang aktivis Yaman. Dia adalah wanita Arab dan Yaman pertama yang memenangkan hadiah untuk pekerjaannya melindungi perempuan di Yaman. Ia juga mendorong perempuan menjadi bagian dari proses pembangunan perdamaian di negara itu.
Untuk mencapai tujuan ini, ia mendirikan kelompok Perempuan Jurnalis Tanpa Rantai pada 2005. Kelompok itu memimpin protes di ibu kota Yaman, Sana'a dan berpartisipasi dalam protes Musim Semi Arab pada 2011.