Rabu 28 Mar 2018 17:17 WIB

Polandia Beli Sistem Rudal Senilai 4,7 Miliar Dolar dari AS

Pembelian rudal ini menyusul aneksasi yang dilakukan Rusia di Semenanjung Krimea.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Polandia Andrzej Duda tiba untuk konferensi pers di Royal Castle, 6 Juli 2017 di Warsawa.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Polandia Andrzej Duda tiba untuk konferensi pers di Royal Castle, 6 Juli 2017 di Warsawa.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Polandia telah menandatagani perjanjian pembelian sistem pertahanan rudal Patriot Raytheon Co dari Amerika Serikat (AS). Perjanjian pembelian rudal ini mencapai 4,75 miliar dolar AS.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan, pembelian sistem rudal ini merupakan upaya negaranya untuk memperkuat kapabilitas pertahanannya."Hari ini kami mulai melengkapi Polandia dengan sistem pertahanan udara jarakmenengah paling modern di dunia," kata Duda pada Rabu (28/3).

Polandia, yang juga anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), telah mempercepat upaya untuk merombak dan meningkatkan kemampuan militernya. Hal ini dilakukan menyusul aneksasi yang dilakukan Rusia di Semenanjung Krimea, Ukraina, pada tahun 2014.

Adapun AS memang sedang berupaya meningkatkan penjualan peralatan militernya. Baru-baru ini Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan senjata potensial berupa rudal anti-tank TOW 2B senilai 1 miliardolar ke Arab Saudi. Persetujuan ini diterbitkan di sela-sela kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman ke negara tersebut.

Menurut The Stockholm International Peace Research Institute(SIPRI), dalam kurun 10 tahun terakhir, penjualan senjata AS telah meningkat 25 persen. Berdasarkan data SIPRI,senjata-senjata produksi AS telah dikirim ke 98 negara.

Namun sebagian besar pasokan senjatanya dikirim ke Timur Tengah yang masih dibekap konflik. SIPRI mengatakan Timur Tengah menyumbang 32 persen impor senjata secara global.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement