REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Presiden Joko Widodo bertandang ke Pakistan pada Januari lalu untuk mendorong kerja sama ekonomi kedua negara. Duta besar Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem mengatakan, kunjungan Presiden itu menumbuhkan semangat untuk membentuk lebih banyak perdagangan antarnegara terlebih dengan Indonesia.
Sejumlah investor Pakistan pun berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Pada Rabu (28/3), perusahaan swasta Pakistan Sultan Group meresmikan pabrik produsen sabun PT Indo Sultan Jaya (ISJ) di kawasan Jababeka, Cikarang Utara.
"Pembukaan pabrik ini merupakan salah satu langkah bentuk komitmen kerja sama di kedua negara. Karena, keberadaan investor asal Pakistan belum banyak di Indonesia," ujar Nadeem usai meresmikan PT indo Sultan Jaya di Kawasan Jababeka.
Pabrik ini juga merupakan suatu hilir yang menunjukkan awal baru untuk Indonesia melakukan kerja sama ekonomi dengan Paskitan. Sebab, induk perusahaan asal Pakistan Sultan Group tersebut memiliki networking yang tersebar di 56 negara.
"Pabrik ini produksi di Indonesia dengan rasa Pakistan, buatnya di Indonesia, nanti marketnya ada di mana-mana juga termasuk networking di 56 negara yang mereka (Pakistan) miliki," kata dia.
Juga salah satunya, ekspor beras dari Pakistan di impor ke Indonesia.Tak hanya itu Sultan Group merupakan eksportir jeruk terbesar yang mempunya daya tarik di banyak negara."Ini merupakan hal yang terpenting, antar kerja sama Indonesia dan Pakistan, membangun networking," ujarnya.
Investasi awal yang diluncurkan perusahaan asal Pakistan itu senlai 15 juta dolar AS dan akan terus dikembangkan. Sebab ini merupakan sisi pertama dari raw material bahan bakar baku untuk sabun yang diproduksi.
Presiden Direktur PT ISJ Ahmed Sultan merasa bersyukur dapat menjadi pabrik pertama asal pakistan yang memroduksi bahan baku sabun di Indonesia. Dengan warga Indonesia yang ia anggap sopan, ramah dan santun, ia merasa pantas dan beruntung bekerja sama dengan Indonesia.
"Konsumen di Indonesia mayoritasnya merupakan Muslim dan produk kami berangkat dari negara yang sama. Kami juga belum pernah mendengar ada persoalan keamanan berinvestasi di Indonesia," katanya.
Pabrik tersebut akan memproduksi 50 ribu ton sabun per tahun yang akan dikemas dengan merk dagang khusus untuk dipasarkan di seluruh Indonesia mulai 2018. Bahkan hasil sabun yang diolahnya itu dikirim juga ke luar negeri.
Selain itu, sebelumnya, Pemerintah Indonesia juga menyetujui penjualan gas alam cair Liquefied Naturan Gas(LNG) ke Pakistan. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian antar negara Inter Government Agreement (IGA) antara Indonesia dan Pakistan, Januari lalu.