Kamis 29 Mar 2018 03:05 WIB

Skandal Facebook, CEO Apple: Saya tidak akan Seperti Itu

Menurut Tim Cook privasi adalah hak asasi manusia.

Rep: Fuji EP/ Red: Gita Amanda
CEO Apple Tim Cook.
Foto: Phonearena
CEO Apple Tim Cook.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- CEO Apple, Tim Cook, ditanya tentang skandal privasi atau skandal kebocoran data 50 juta pengguna Facebook yang sedang berlangsung. Ia mengatakan tak akan pernah berada dalam situasi seperti yang dihadapi CEO Facebook saat ini, Mark Zuckerberg.

Saat itu Cook berada di Chicago pada Rabu (28/3) untuk meluncurkan iPad terbaru Apple dan memperkenalkan banyak aplikasi yang berfokus pada pendidikan. Ketika ditanya apa yang akan Cook lakukan jika dia berada dalam posisi CEO Facebook Mark Zuckerberg. Cook menjawab sambil tersenyum, menurutnya dia tidak akan berada dalam posisi Zuckerberg. "Saya tidak akan berada dalam situasi itu," kata Cook, dilansir dari Dailymail, Kamis (29/3).

Facebook terus menghadapi dampak dari skandal kebocoran data 50 juta pengguna Facebook. Kebocoran data pengguna Facebook tersebut tidak diketahui oleh Facebook.

Cook juga mengkritik teknik pengumpulan data Facebook yang terdokumentasi dengan baik, dan meliputi scraping informasi pribadi pengguna Facebook. Informasi pribadi pengguna Facebook digunakan untuk membangun profil pengguna secara detail dan menjualnya kepada pengiklan.

"Kami bisa menghasilkan banyak uang jika kami melakukan monetisasi (menggunakan blog untuk mencari uang) pelanggan kami, privasi bagi kami adalah hak asasi manusia, kebebasan sipil," jelas Cook.

Cook berpandangan, jenis profil pengguna yang telah dibangun oleh Facebook seharusnya tidak ada. Sebab profil-profil konsumen tersebut dapat disalahgunakan dan mengancam demokrasi jika disalahgunakan. Juga bisa disalahgunakan oleh para pengiklan. Akibat bocornya privasi pengguna Facebook, banyak ahli menyarankan perlunya beberapa jenis peraturan pemerintah untuk memastikan kebocoran privasi tidak terjadi lagi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement