Kamis 29 Mar 2018 12:57 WIB

Pejuang Subuh Puji Film 212 The Power of Love

Kaum Muslim mampu menunjukkan sikap ramah dan keteraturan.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agus Yulianto
Para pemain dan tim produksi film 212, The Power of Love yang berkisah tentang aksi bela Islam 212.
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Para pemain dan tim produksi film 212, The Power of Love yang berkisah tentang aksi bela Islam 212.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film 212 The Power of Love dinilai sebagai karya yang berhasil menampilkan sisi persatuan umat Islam Indonesia. Hal ini disampaikan pendiri komunitas Pejuang Subuh Indonesia, Arisakti Prihatwono.

Seperti diketahui, film yang disutradarai Jastis Arimba itu mengangkat peristiwa bersejarah, Aksi Damai Bela Islam, pada 2 Desember 2016 silam di Jakarta. Saat itu, jutaan orang turun ke sekitaran Monumen Nasional untuk menuntut keadilan atas kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Film 212 adalah karya sineas Indonesia yang hebat dan ingin mengungkapkan sisi lain dari peristiwa bersejarah tersebut. Semoga film ini dapat menjadi asbab hidayah dan mampu memberikan gambaran dari sebuah event yang belum pernah ada di muka bumi. Mari kita menonton film ini, mendukung sineas Indonesia dan perjuangan umat," kata Arisakti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/3).

Pendiri Law Firm Prihatwono ini melanjutkan, film tersebut juga mampu merepresentasikan Aksi 212 yang didorong oleh kecintaan dan iman umat Islam yang begitu bergelora. "Tanpa undangan resmi, tanpa informasi dari media mainstream, namun mukmin dari seluruh belahan dunia terpanggil, ikut menyuarakan suara dan jeritan hati mereka," ujarnya.

Menurut dia, film 212 The Power of Love begitu realistis dalam menggambarkan peristiwa tersebut. Tokoh-tokoh yang berperan dalam narasi film itu menunjukkan karakteristik yang nyata dari Muslimin Indonesia.

"Ada yang sangat serius. Ada yang cuek dengan nilai Islam. Dan ada juga yang mau hijrah. Ini adalah gambaran karakter di kehidupan sehari hari," ujarnya.

Arisakti mengatkan, film ini juga begitu baik dalam menampilkan Aksi Bela Islam 212 sebagaimana adanya. Dalam peristiwa tersebut, kaum Muslim mampu menunjukkan sikap ramah dan keteraturan. Barisan aksi massa tidak sampai menginjak-injak rumput di lokasi. Mereka pun tidak membuang sampah sembarangan.

"Membayangkan jutaan orang pada satu kurun waktu yang sama memang mengerikan. Namun, jika mereka selalu menyebut asma Allah dan taat pada satu komando ulama, (Aksi Bela Islam 212) merupakan hal yang sangat luar biasa dan mesti dijadikan teladan kelompok masyarakat lainnya," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement