REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Penutupan jalur Puncak akibat longsor berdampak pada sektor wisata di Kabupaten Cianjur. Ada sejumlah pengunjung yang membatalkan kedatangannya ke Cianjur akibat penutupan jalan.
"Ada sebagian pengunjung yang membatalkan dan sebagian kecil lainnya masih ingin dibelokkan ke Jalan Jonggol," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur Nano Indrapraja kepada wartawan Kamis (29/3).
Pengalihan ini berdampak pada perbedaan waktu yang cukup lama dibandingkan melalui Puncak. Menurut Nano, per harinya kerugian akibat penutupan jalan Puncak mencapai sekitar Rp 1,5 miliar. Jumlah ini akan lebih besar ketika memasuki akhir pekan atau libur panjang.
Untuk bisa bertahan, pelaku usaha hotel dan restoran di Cianjur merumahkan sebagian pekerjanya. Langkah ini untuk menekan pengeluaran biaya. Ia mengungkapkan bila penutupan jalan tetap diberlakukan maka jumlah pekerja yang dirumahkan akan semakin banyak.
Para pelaku usaha wisata berharap kepada pemerintah agar penanganan longsor di jalur Puncak bisa segera dilakukan. Hal ini agar kondisi pariwisata dan ekonomi di Cianjur bisa kembali normal.
Meskipun di sisi lain, pelaku usaha juga memahami longsor di jalan Puncak merupakan bencana alam yang memerlukan penanganan khusus. Namun, penanganannya juga dengan memperhatikan keberadaan pelaku wisata di Cianjur.