Jumat 30 Mar 2018 02:59 WIB

Pemkab Buleleng Fokus Kembangkan Sektor Pertanian

Sektor pertanian dapat menjadi penopang jika sektor pariwisata mengalami kendala

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Hazliansyah
Sawah terasering di Bali.
Foto: Blogspot
Sawah terasering di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BULELENG -- Pemerintah Kabupaten Buleleng tengah mengembangkan pertanian Buleleng untuk menopang perekonomian masyarakatnya. Hal tersebut menjadi alternatif karena saat ini sektor pariwisata dinilai mengalami keadaan yang sedang terguncang dan tidak stabil.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan, fokus pertanian digunakan sebagai hasil pemetaan dari sektor primer dan sekunder pola perekonomian Buleleng. Sektor pertanian juga dapat menjadi penopang bagi perekonomian masyarakat jika sektor pariwisata mengalami kendala.

"Selama ini sektor pertanian dianggap kurang memberikan kontribusi disebabkan karena banyak masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata dan jasa. Namun ternyata jika ada persoalan dari sektor pariwisata, sektor pertanian dapat menopang perekonomian," jelas Putu Agus melalui siaran pers, Kamis (29/3).

Menurut Putu Agus, pembangun infrastruktur untuk konektifitas pergerakan ekonomi, distribusi material pupuk, dan produk pasca panen di desa telah selesai. Karena itu, dia berharap 65 persen masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dapat memberikan kontribusi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi.

"/Nah, karena infrastruktur telah selesai, sekarang kita harus mengoptimalkan sektor pertanian yang nantinya bisa memberikan kesejahteraan juga pemerataan ekonomi untuk seluruh masyarakat Buleleng" jelas Agus.

Langkah serius yang diambil Pemkab Buleleng untuk mengembangkan sektor pertanian, adalah anggaran untuk pertanian yang disiapkan pada tahun 2018 sebesar Rp. 22.073.085.735. Yang mana, telah meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp.13.596.306.296.

Menurut Agus, ada beberapa kebijakan yang dibuat oleh Pemkab Buleleng untuk mengembangkan pertanian. Pertama, mengenai pasca panen yang sudah bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk ketahanan buah yang dihasilkan Buleleng hingga dapat mencapai penyimpanan 2-3 bulan.

Kedua, pengadaan bibit unggul karena melihat petani yang sedih dengan hasil panen yang tidak sesuai dengan harapan petani. Selanjutnya ketiga adalah dengan pengembangan agro tourism untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Harapan kedepannya Buleleng dapat menjadi barometer untuk kolaborasi antara pariwisata, investasi, dan pertanian," jelas dia.

Dengan berbagai kebijakan yang dibuat oleh Bupati Putu Agus Suradnyana tersebut, memunculkan berbagai program unggulan kerjasama dengan Dinas Pertanian maupun BATAN. Program yang dikembangkan diantaranya adalah program Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna untuk pemuliaan padi lokal Sudaji dan beras merah munduk yang bekerjasama dengan BATAN.

Program untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan petani tentang budidaya tanaman pertanian yang baik dan benar adalah dengan pengadaan program Sekolah Lapangan Good Agriculture Practice (SL GAP). Program pengadaan sarana prasarana pertanian yang disediakan diantaranya adalah pengadaan dua unit jalan pertanian, 11 unit irigasi air tanah dangkal, tiga unit eskavator, satu truk loader, 13 unit alsintan, dan tiga unit alat pasca panen.

Terakhir adalah program promosi produk pertanian melalui Twin Lake Festival dan Pameran Pertanian Seluruh Komoditi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement