REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ulama sekaligus budayawan Kiai Haji A. Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus mengatakan, tugas gubernur tidak hanya mengurusi pesantren, tetapi seluruh masyarakat yang dipimpinnya.
"Sebetulnya, kalau gubernur itu tidak hanya pesantren. Yang diurusi, ya, seluruh masyarakat Jateng," katanya di Semarang, Kamis (29/3), menanggapi keberpihakan program calon Gubernur Jawa Tengah terhadap pesantren.
Hal tersebut diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien Rembang itu pada saat menghadiri peringatan Dies Natalies Ke-53 Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien itu mengatakan, siapa pun yang menjadi Gubernur Jateng harus bersikap adil terhadap seluruh masyarakat Jateng.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: status
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4249
"Kalau salah satunya diabaikan, namanya enggak bener. Memang jadi Gubernur Jateng, ya, harus adil kepada seluruh rakyat Jateng. Istilahnya, harus kena dengan apa yang namanya program kesejahteraan rakyat," katanya.
Menanggapi kekhawatiran konstelasi politik pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng 2018 akan terulang, seperti pilkada di DKI Jakarta, Gus Mus mengatakan bahwa hal itu tidak perlu khawatir."Pilkada Jateng ini enggak perlu dikhawatirkan. Jateng punya karakter sendiri," katanya.
"Jateng enggak seperti DKI Jakarta dan daerah lainnya. Punya karakteristik sendiri, masyarakatnya. Jadi, enggak usah khawatirlah. Saya yakin aman," katanya.
Pilgub Jateng 2018 diikuti oleh dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yakni Ganjar Pranowo (incumbent) dan Taj Yasin yang diusung PDI Perjuangan, Partai NasDem, dan sejumlah partai lainnya.
Pasangan calon kedua, yakni Sudirman Said/Ida Fauziah yang diusung Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan sejumlah partai politik lainnya.