Jumat 30 Mar 2018 08:23 WIB

Cina: Praktik Proteksionisme AS akan Memicu Reaksi Berantai

Cina berharap AS dapat menyelesaikan konflik perdagangan melalui dialog dan negosiasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina dan AS
Foto: AP PHOTO/Andy Wong
Bendera Cina dan AS

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina memberikan peringatan kepada Amerika Serikat (AS) agar tidak memicu kebingungan dengan praktik proteksionisme di seluruh dunia. Jika konflik perdagangan semakin meluas, Cina akan menargetkan kebijakan tarif untuk berbagai produk AS mulai dari produk pertanian hingga pesawat terbang, termasuk otomotif, semikonduktor bahkan jasa.

"Praktik jahat Amerika Serikat seperti membuka Kotak Pandora, dan ada bahaya yang akan memicu reaksi berantai dan menyebarkan virus proteksi perdagangan di seluruh dunia," ujar juru bicara Kementerian Perdagangan Cina Gao Feng dilansir Reuters, Jumat (30/3).

Gao mengatakan, pendekatan AS dalam perdagangan dapat memicu efek domino dan merugikan konsumen di negaranya. Cina berharap, AS dapat menyelesaikan konflik perdagangan ini melalui dialog dan negosiasi.

"Negosiasi harus seimbang, dan Cina tidak akan menerima konsultasi dengan pemaksaan sepihak," kata Gao.

The China Daily melaporkan, Perdana Menteri Cina Li Keqiang telah berbicara di hadapan delegasi Kongres AS. Li menyampaikan Cina terbuka untuk dialog dan negosiasi dalam menyelesaikan permasalahan perdagangan. Di hadapan delegasi Kongres AS, Li memperingatkan, jika konflik terus meningkat Cina akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan balasan.

"Dan jika administrasi Trump semakin menghambat investasi Cina di AS, maka tindakan yang lebih keras seperti pembatasan impor layanan AS dan peninjauan investasi serupa kemungkinan akan dilakukan," kata Li.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump membuat kebijakan tarif hingga 60 miliar dolar AS untuk beberapa produk impor dari Cina, terutama produk teknologi. Hal ini membuat Cina geram dan melakukan tindakan balasan yakni menetapkan tarif hingga 3 miliar dolar AS untuk produk-produk dari Negeri Paman Sam tersebut.

Berdasarkan data kepabeanan Cina menunjukkan, AS hanya menyumbang 2,6 miliar dolar AS atau sekitar 1 persen dari total impor semikonduktor. Cina lebih banyak melakukan ekspor semikonduktor ke Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang. Namun, seorang sumber yang bekerja di industri semikonduktor AS menyebutkan, perusahaan AS memiliki lebih dari 50 persen pasar Cina untuk chip.

Cina berkeinginan untuk mengimpor lebih banyak barang berteknologi tinggi ke AS, termasuk chip kelas atas. Namun, upaya ini dihalangi oleh kontrol ekspor AS atas dasar keamanan nasional. Administrasi Trump menuding perusahaan Cina mencuri kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan AS untuk berbagi sistem teknologi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement