REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinyal Partai Amanat Nasional (PAN) yang ingin merapat ke poros pengusung Joko Widodo bakal sedikit terhambat. Hal itu karena Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sudah bulat mencalonkan kembali Jokowi di pilpres nanti, mewanti-wanti PAN jika ingin bergabung dalam koalisi Jokowi.
Wasekjen PPP, Achmad Baidowi mengatakan, jika ingin bergabung PAN terlebih dulu membereskan sikap Amien Rais yang selalu berseberangan dengan pemerintah. Namun Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais yang juga putra Amien Rais keberatan dengan adanya kata "menertibkan atau membereskan".
"Tentu saya keberatan dengan frasa 'membereskan'. Menurut saya, itu kata yang kurang patut karena sebenarnya antarparpol ini juga pasti akan membangun koalisi," jelas Hanafi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (30/3).
Hanafi menambahkan, sesama partai politik (parpol) pasti akan membangun koalisi untuk bisa ikut dalam kontestasi mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019. Oleh karena itu, seharusnya semua politikus menjaga kondusitivitas suasana di tahun politik ini.
"Maka sebaiknya, parpol yang pasti akan berkoalisi untuk mengusung capres-cawapres sebaiknya jaga suasana kondusif," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memberi sinyal bahwa partainya akan mendukung Joko Widodo sebagai capres di Pilpres 2019 mendatang. Sebenarnya, sinyal bergabungnya PAN ini disambut positif parpol lain yang sudah terlebih dulu menyatakan dukungan ke Presiden Republik Indonesia itu.