Jumat 30 Mar 2018 20:37 WIB

Penyebaran Buku Indikasi Syiah, Kemenag Tekankan Toleransi

Kemenag tetap mengedepankan toleransi dalam menghadapi perbedaan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin
Foto: Kemenag
Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama Republik Indonesia tetap mengedepankan toleransi dalam menanggapi perbedaan, baik kepercayaan agama maupun aliran. Buku 57 Khutbah Jumat: Runut Logika Agama yang Terpadu dengan Kebangsaan dan Sentuhan Do'a yang terindikasi berpaham syiah menjadi pengingat terbaru tentang hal ini.

Kementerian Agama mengakui, adanya paham syiah yang menyebar di Indonesia. Sejumlah titik juga menjadi wilayah yang kental akan aliran tersebut. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Muhammadiyah Amin menyebutkan, salah satu wilayah yakni Sampang, Madura.

MUI Kabupaten Jember, Jawa Timur mengklaim, buku 57 Khutbah Jumat memuat ajaran syiah dan berpotensi meresahkan. Amin menilai, hal ini masih perlu ditelaah lebih jauh karena masih bertaraf lokal. "Kalau masih (hasil temuan dari) MUI setempat, bukan MUI pusat, saya rasa masih perlu dibahas lebih jauh," kata Amin.

Klaim buku mengandung paham syiah juga masih perlu dibuktikan agar tidak membawa kegaduhan yang tidak perlu. "Kalau ada desakan dari masyarakat, kita akan bahas itu, tapi kalau menurut kami tidak perlu ya tidak perlu dibahas," kata Amin kepada Republika.

Amin mengaku, belum membaca buku tersebut sehingga ia belum tahu bagian mana yang disebut syiahnya. Selama ini, tambah Amin, Kemenag tetap mengedepankan toleransi dalam menghadapi perbedaan.

"Beda agama saja kita toleransi, di kantor saya ini ada enam agama, tapi justru penekanan kita sebagai umat Islam bagaimana agar bisa toleran," kata Amin. Setiap umat beragama dituntut untuk paham apa yang ia yakini dan mendalami agamanya. Sehingga ia tidak akan mudah goyah karena sesuatu aliran di luar kepercayaannya.

Sebelumnya, Ketua MUI Jember Abdul Halim Subahar mengatakan, buku 57 Khutbah Jumat tersebut dinilai sangat berpotensi meresahkan dan banyak paham Syiah yang dikembangkan di dalamnya. Buku berjudul 57 Khutbah Jumat: Runut Logika Agama yang Terpadu dengan Kebangsaan dan Sentuhan Do'a itu diterbitkan oleh lembaga Islam integral yang dipimpin oleh Ali Assegaf.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement