REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Abdel Fattah Al Sisi kembali menjabat sebagai presiden Mesir. Dalam pilpres kali ini, Sisi hanya memiliki satu penantang yaitu Moussa Mustafa Moussa.
Dilansir Economist, Sabtu (31/3), penghitungan awal di media pemerintah menunjukkan Sisi memenangkan 92 persen suara. Lawannya, Moussa Mustafa Moussa hanya memperoleh tiga persen suara.
Pemungutan suara dimulai pada 26 Maret lalu. Belum ada penetepan tanggal pasti kapan hasil resmi akan diumumkan.
Meski menang mudah, namun ini bukan kemenangan yang diharapakan Sisi. Ini dikarenakan rendahnya jumlah pemilih dalam pilpres kali ini.
Surat kabar negara, Al-Ahram, mengatakan jumlah pemilih kali ini 25 juta orang atau sekitar 42 persen dari pemilih. Angka ini kurang dari 47 persen dari yang memilih pada 2014.
Lebih dari satu juta orang Mesir merusak surat suara mereka, hampir dua kali jumlah yang memilih Moussa. Beberapa mencoret kedua kandidat dan menulis nama Mohamed Salah, seorang pemain sepak bola Mesir yang populer.
Pada Jumat sore, media negara telah berhenti melaporkan surat suara yang rusak, dan memuji Sisi dengan memenangkan 97 persen suara yang sah. Sebelum pemungutan suara dimulai, pendukung Sisi mencoba meningkatkan jumlah pemilih.
Suasana meriah terlihat di banyak tempat pemungutan suara. Kelompok-kelompok perempuan melambaikan bendera Mesir dan menyanyikan lagu nasionalis. Namun ini bukan semangat patriotik murni.
Setidaknya ada beberapa yang direkrut oleh pengusaha yang mengiklankan pertunjukan di Facebook. Mereka dibayar 9 dolar AS satu hari.