REPUBLIKA.CO.ID,PHOENIX -- Rapper Iggy Azalea telah melewati dua pekan terapi kesehatan mental di Arizona, Amerika Serikat, akhir 2017 silam. Musisi 27 tahun asal Australia itu mengatakan kesempatan terapi membuatnya merasa lega.
"Sangat bagus bagi saya bisa mengatakan sesuatu kepada seseorang yang dapat memberi solusi untuk membuat hidup saya dapat dikelola dengan lebih baik," ungkapnya.
Pelantun lagu "Fancy" itu semula ragu dengan gagasan terapi yang disarankan manajemennya. Namun, ia akhirnya menuruti anjuran tim yang menganggap Iggy butuh percakapan jujur dengan terapis profesional.
Ia merasa cukup lelah menghadapi akumulasi sejumlah masalah. Tur musiknya batal pada 2015, album keduanya 'dibuang', serangkaian single gagal, ditambah perang Twitter dengan label rekaman.
Iggy seolah 'ditinggalkan' publik setelah hubungannya dengan rapper Nick Young berakhir 2016 silam. Masalah krusial lain, dia menghadapi tudingan rasisme dari musisi Snoop Dogg dan Azalea Banks terkait rasisme.
Perempuan bernama asli Amethyst Amelia Kelly tersebut dituding mengambil keuntungan dari budaya tertentu. Sebab, Iggy yang selalu bicara dengan aksen Australia sengaja nge-rap menggunakan dialek etnis Afrika-Amerika di selatan AS.
Ia mengaku menyesal dan ingin 'membereskan kekacauan' yang telah dilakukan. Meski tetap positif dan masih ingin bermusik, Iggy menyatakan penerimaan apabila posisinya tidak lagi berada di puncak, dikutip dari laman Daily Mail.