REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memutuskan melarang penggunaan aplikasi pesan instan Telegram di negara itu mulai Ahad (1/4). Alasannya, pemerintah setempat sulit mendeteksi komunikasi di Telegram.
"Iran telah memutuskan untuk melarang penggunaan aplikasi komunikasi Telegram karena tidak terdeteksi," kata Kepala komite parlemen Iran untuk Keamanan Nasional Alaa Borojordi dilansir di Arab News, Ahad (1/4).
Iran berjanji segera mengembangkan aplikasi komunikasi yang dioperasikan negara. Pihak oposisi Iran mengatakan langkah terbaru dari Teheran bertujuan menghentikan penggunaan aplikasi itu untuk mengekang meningkatnya jumlah demonstrasi. Para demonstran memprotes berbagai penyebab dari situasi ekonomi yang memburuk, pemakaian jilbab, atau diskriminasi di sebagian besar wilayah Arab Iran Ahwaz.
Kepala komite parlemen Iran untuk Keamanan Nasional Alaa Borojordi mengatakan larangan telegram akan mulai berlaku pada 20 April. Pemerintah Iran telah melarang Telegram pada Desember lalu. Alasannya, mencegah demonstrasi anti-rezim menyebar di seluruh negeri. Namun, masyarakat Iran mampu menghindari larangan itu dan terus menggunakan layanan pesan terenkripsi Telegram untuk menyiarkan foto dan video dari aksi protes.