Ahad 01 Apr 2018 13:57 WIB

Berdialog dengan TGB, Aa Gym dan UAS Sebut-Sebut 2019

Dialog TGB, Aa Gym, dan UAS berlangsung penuh canda, namun sarat makna.

Rep: Muhammad Nursyamsy/ Red: Reiny Dwinanda
Ustaz Abdul Somad, A Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi di Masjid Rahmatan Lil'alamin, Eco Pesantren Daarut Tauhid, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (1/4)
Foto: Humas Pemprov NTB
Ustaz Abdul Somad, A Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi di Masjid Rahmatan Lil'alamin, Eco Pesantren Daarut Tauhid, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (1/4)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) berdialog bersama Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Eco Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung, Jawa Barat, Ahad (1/4). Sebelumnya, ketiga tokoh kenamaan tersebut berkuda bersama.

Di hadapan puluhan ribu jamaah, dialog berjalan penuh canda, namun sarat makna. Yang menarik, saat dialog, Aa Gym dan UAS kerap menyinggung soal isu majunya TGB dalam kontestasi Pilpres 2019.

Aa Gym mengaku pernah diundang TGB ke Lombok. Aa Gym menyaksikan perubahan signifikan di Pulau Seribu Masjid tersebut. Ia lantas menyelipkan pesan dakwah, "Apakah para pemimpin berpikir akan banyaknya hisab yang menantinya kelak, sedangkan jabatan yang diembannya sendiri tidak kekal?".

Aa Gym melanjutkan kalimatnya dengan berseloroh. Candanya membuat jamaah riuh. "Sengaja (pertanyaannya) yang berat-berat karena ini tes buat 2019," ujar Aa Gym.

"Hidup TGB," teriak para jamaah.

"Kenapa pada ribut? Kan saya cuma nyebut 2019," ucap Aa Gym sambil tersenyum.

Merespons pujian Aa Gym. TGB merendah. Ia mengaku masih dalam tahap belajar mengenai kepemimpinan.

Menjawab pertanyaan Aa Gym, TGB menyatakan pertanyaan tentang hal itu sejatinya bisa menimpa siapa saja, tak terbatas pada kepemimpinan di level gubernur, melainkan aspek pemimpin yang lain.

"Pertanyaan Aa bisa menimpa siapa saja. Dalam fungsi dan wilayah, amanah kita ini semua pemimpin," ujarnya.

Mengutip sabda Rasulullah, TGB menyampaikan manusia tidak boleh menempuh segala cara untuk meraih sebuah jabatan. Ketika itu dilakukan, kalaupun berhasil meraihnya maka rahmat Allah SWT tidak akan menyertai.

"Bukan dengan menghalalkan segala cara, tapi kalau dengan niat untuk menghadirkan kemaslahatan, maka rasul juga menggunakan orang-orang yang terlihat memiliki potensi untuk kemaslahatan," ungkap TGB.

Sementara itu, UAS sedikit menyoroti kapasitas TGB yang dipandang sebagai pemimpin bangsa. Sebenarnya, UAS sedang berbicara tentang keikhlasan hati melihat orang lain berhasil, bukan malah dengki hati. Banyak orang berhasil diuji tentang sedekah dan lain sebagainya, namun belum melewati ujian keikhlasan hati. Di ujung kata, UAS dengan simbolis mengisyaratkan dukungannya terhadap TGB sebagai calon presiden.

"Kita mungkin lulus diuji dengan sedekah, shalat malam, tapi kadang kita bertanya, kenapa dia doktor, kenapa dia gubernur, kenapa dia calon presiden, aamiin. Punya pesantren dua, punya kuda, di situ lah kita musti ikut senang melihat kesenangan guru-guru saya ini," kata UAS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement