Pakistan merupakan pasar terbesar ketiga ekspor sawit Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID,LAHORE -- Dubes RI Islamabad, Iwan Suyudhie Amri menggandeng salah satu lembaga otoritas kunci pengawas produk olahan palm oil, Punjab Food Authority (PFA) serta sejumlah pelaku usaha di Ibu Kota Provinsi Punjab, Lahore belum lama ini. Hal ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti pertemuan sebelumnya, berdialog dengan pelaku usaha, sekaligus mengupayakan peningkatan pasar produk sawit Indonesia di Pakistan.
Langkah ini juga dimaksudkan untuk memperkuat mutual confidence guna peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia dan Pakistan secara berkesinambungan. Apalagi, katanya, penduduk Pakistan sekitar 207 juta jiwa dan kebutuhan sawitnya diimpor dari Indonesia lebih dari 80 %.
“Pakistan merupakan pasar terbesar ketiga ekspor sawit Indonesia,” ujar Dubes Iwan dalam siaran persnya kepada Republika.
Disebutkan, permasalahan dan isu yang dihadapi sawit Indonesia berbeda-beda dan unik di tiap negara tujuan ekspor. Sehingga diperlukan upaya kuat diplomasi sawit di negara-negara tujuan ekspor seperti Pakistan dengan kontribusi devisa negara sebesar lebih USD 1,6 miliar.
Langkah menggandeng PFA penting karena fungsinya sebagai badan otoritas pengawasan kesehatan produk makanan dan minuman di Provinsi Punjab, yang merupakan leading province di Pakistan serta menjadi kontributor utama pada sektor pertanian, industri dan jasa. “Dari total penduduk Pakistan, Punjab memiliki jumlah penduduk sekitar 110 juta jiwa dengan pertumbuhan GDP dalam empat tahun terakhir rata-rata 7%,” ujar Dubes.