REPUBLIKA.CO.ID, COLOGNE -- Kepala Otoritas Urusan Agama Turki menyampaikan, kasus-kasus serangan yang menargetkan masjid di Jerman harus diselesaikan sesegera mungkin. Tercatat ada sekitar 40 serangan yang menargetkan masjid sejak awal tahun 2018 di Jerman.
Kepala Direktorat Urusan Agama Turki, Ali Erbas mengatakan, Jerman harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah rentetan serangan terhadap masjid. Orang-orang juga perlu berhati-hati menjaga tempat-tempat suci seperti rumah ibadah.
"Kesucian tempat suci sangat penting bagi kami, tidak hanya masjid tetapi juga gereja, sinagog, dan tempat suci agama apapun tidak dapat diganggu gugat," kata Erbas kepada wartawan menjelang Konferensi di Kota Cologne, Jerman, dilansir dari Dailysabah, Ahad (1/4).
Dailysabah melaporkan, kelompok Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD) atau Partai Pekerja Kurdistan (PKK) telah mengklaim bertanggungjawab atas serangan sejak peluncuran Operasi Olive Branch yang dipimpin Turki di Afrin, sebelah barat laut Suriah terhadap PKK/Pasukan Perlindungan Rakyat (YPG) dan Daesh (ISIS).
Serangan yang dilakukan mereka telah menargetkan masjid, asosiasi dan toko di beberapa kota milik orang-orang Turki. Termasuk di Berlin, Frankfurt, Hamburg, dan Aachen. Polisi Jerman dinilai gagal menangkap para pelakunya.
Pemerintah Turki telah lama mengkritik Pemerintah Jerman karena tidak mengambil langkah-langkah serius terhadap PKK. PKK dinilai telah menggunakan Jerman untuk kegiatan penggalangan dana, rekruitmen, dan propaganda.
Di Jerman ada sekitar tiga juta orang Turki, banyak di antaranya adalah generasi kedua dan generasi ketiga warga negara Jerman. Kakek dan nenek mereka berasal dari Turki dan pindah ke Jerman sebagai pekerja pada tahun 1960-an.