Ahad 01 Apr 2018 18:00 WIB

Menhub Optimistis Kereta Bandara Solo Beroperasi Awal 2019

Pembebasan lahan untuk proyek kereta api bandara sudah mencapai 90 persen.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan sidak pemeriksaan kelaikan bus di Terminal Tirtonadi Solo, Ahad (1/4).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan sidak pemeriksaan kelaikan bus di Terminal Tirtonadi Solo, Ahad (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis kereta api bandara akan beroperasi awal tahun 2019 seiring dengan berjalannya proses pengerjaan. Ia datang ke Solo untuk memastikan pengerjaan terminal, stasiun, proyek bandara berjalan baik.

Menhub mengatakan semestinya proses pembangunan KA bandara selesai di akhir tahun ini sehingga awal tahun depan sudah mulai beroperasi.

"Target kami tahun ini memang tahun penyelesaian, termasuk penyelesaian dengan pemilik tanah. Harapannya ada win-win solution," katanya di Solo, Ahad (1/4).

Ia mengatakan saat ini proses penyelesaian dengan pemilik tanah atau pembebasan lahan sudah mencapai 90 persen sehingga diharapkan pembangunan dapat selesai tepat waktu.

Sementara itu, Project Director Daop VI Yogyakarta Yurish Wibawa mengatakan nantinya jalur kereta bandara tersebut akan di 4 Kereta Rel Diesel Elektrik. Ia mengatakan untuk masing-masing kereta terdiri dari 4 gerbong.

"Kereta ini mampu menampung 393-492 penumpang untuk kapasitas maksimum. Kalau untuk kapasitas normalnya rata-rata 200 penumpang," katanya.

Ia mengatakan untuk relasi KA bandara ini yaitu dari Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Solo Balapan-Bandara Adisucipto- Stasiun Tugu Yogyakarta.

Ia mengatakan untuk jadwal perjalanan hingga saat ini masih dikaji sambil menunggu kebutuhan masyarakat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement