Senin 02 Apr 2018 11:32 WIB

KH Ma'ruf Minta Prabowo Sebut Nama Elite Bermental Maling

Probowo diminta tidak asal melempar pernyataan tak berdasar.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andri Saubani
Probowo diminta tidak asal melempar pernyataan ketika apa yang disampaikan tidak berdasar.
Foto: REPUBLIKA/Debbie Sutrisno
Probowo diminta tidak asal melempar pernyataan ketika apa yang disampaikan tidak berdasar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin meminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk langsung menyebut nama-nama elite negara yang dianggap membohongi publik. Jika Prabowo menyebut inisial atau perumpanaan saja, Prabowo dinilai hanya dianggap melempar isu yang tidak jelas.

Ma'ruf Amin mengatakan, dengan adanya pernyataan yang simpang siur mengenai oknum yang membohongi publik, masyarakat nantinya hanya akan mendapat informasi samar. Probowo diminta tidak asal melempar pernyataan ketika apa yang disampaikan tidak berdasar.

"Tunjuk nama, tunjuk hidung saja," kata Ma'ruf Amin di Istana Negara, Senin (2/4).

Ma'ruf Amin menuturkan, sebagai seorang politikus Prabowo seharusnya tidak asal berucap. Apa yang dilayangkan Prabowo mesti bisa dilaksanakan dan dikerjakan, tidak hanya berkata setengah-setengah. Termasuk, dalam pernyataan yang baru-baru ini dilayangkan sebaiknya tidak hanya sekadar membuat kegaduhan.

"Iya kira-kira begitu. Konsepnya mana, pendapatnya mana, dalam memajukan itu," ujarnya.

Kemarin, Prabowo Subianto kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Sebelumnya ia sempat mengatakan Indonesia bubar pada 2030, belakangan Prabowo menyebut sebagian elite di Jakarta penipu, goblok, dan bermental maling.

Pernyataan tersebut muncul pada saat Prabowo berpidato di gedung serbaguna di Istana Kana, Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (31/3). Kritik keras Prabowo terhadap pemerintahan saat ini juga kembali disampaikan saat dia menjadi juru kampanye pasangan cagub-cawagub Jawa Barat, Sudrajat-Syaikhu, di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Ahad (1/4).

Dalam orasi di hadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Gerinda, Prabowo menyatakan sangat menolak sistem ekonomi neoliberal. "Gerindra, dalam manifestonya sejak partai dibentuk, tegas menolak sistem neolib karena meningkatkan kesenjangan pendapatan," ujar Prabowo.

Prabowo menyinggung soal utang luar negeri dan kekayaan alam. Kekayaan alam sebagian besar justru dibawa ke luar negeri. Oleh karena itu, kata dia, perlu ada pergantian sistem ekonomi yang berpihak kepada rakyat.

Ia kembali menyinggung elite yang kerap merugikan bangsa dan negara. "Apa arti elite? Elite artinya unsur-unsur pimpinan, lapisan pimpinan orang yang paling terdidik di bangsa itu. Dan saya akui saya bagian dari elite tentara. Karena saya sampai pangkat jenderal," ungkap Prabowo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement