REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sekitar separuh pemilih Jepang tidak mendukung pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe. Hal itu terjadi di tengah dugaan kronisme yang dilakukan Abe.
Jajak pendapat oleh surat kabar Jepang, Yomiuri, yang diterbitkan pada Senin (2/4) menunjukkan angka penolakan untuk Kabinet Abe naik menjadi 50 persen dari awal Maret. Sementara itu, kantor berita Kyodo menyebutkan, penolakan terhadap pemerintahan Abe sebanyak 47,5 persen. Menurut Kyodo, jumlah pemilih yang mendukung kabinet Abe sebanyak 42,4 persen. Kedua jajak pendapat dilakukan antara 31 Maret-1 April 2018.
Jajak pendapat itu menyusul kesaksian pekan lalu oleh mantan pejabat Departemen Keuangan Nobuhisa Sagawa. Ia mengatakan, Abe maupun istrinya tidak terlibat dalam penjualan tanah milik negara ke operator sekolah. Abe juga tidak mencampuri perubahan dokumen menteri keuangan tentang kesepakatan itu.
Penurunan elektabikitas Abe telah menghantui prospeknya untuk memenangkan masa jabatan ketiga sebagai presiden Partai Demokrat Liberal. Jika menang maka hal itu akan membuat Abe menjadi perdana menteri terlama di Jepang. Abe telah menjadi perdana menteri Jepang sejak 2012.