REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pangkalan militer pasukan perdamaian di Bulamarer, Somalia diserang kelompok ekstremis Al Shabab. Tentara yang bertugas menjaga perdamaian asal Uni Afrika tersebut diserang menggunakan dua buah bom mobil.
Seperti diwartakan BBC, Senin (2/4) pangkalan tersebut seketika berubah menjadi medan perang sesaat setelah kedua bom mobil tersebut meledak. Seorang saksi mata menerangkan jika baku tembak antara aparat dan kelompok teroris itu berlangsung lebih dari tiga jam.
Meski demikian, otoritas setempat belum bisa menghitung jumlah korban yang jatuh akibat serangan tersebut. Pihak berwenang juga belum mengonfirmasi keberadaan korban ledakan yang berasal dari warga sipil. Hingga saat ini, jumlah orang yang meninggal akibat peristiwa tersebut masih belum jelas.
Namun, otoritas setempat menyatakan mayoritas korban merupakan anggota kelompok Al Shabab. Juru Bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri Somalia Abdulaziz Ali Ibrahim Xildhiban mengungkapkan, sebanyak 20 anggota teroris tewas di tempat.
Dia mengatakan, puluhan anggota itu tewas ditembus peluru panas menyusul baku tembak yang terjadi antara pasukan perdamaian dan militer Somalia yang ikut menjaga pangkalan tersebut.
"Mereka tidak bisa mendapatkan akses masuk ke dalam pangkalan dan kami juga berhasil menyita sejumlah persenjataan dan amunisi," kata Abdulaziz Ali Ibrahim Xildhiban.
Sementara, pasukan perdamaian Uni Eropa yang berada di Somalia dihuni oleh 54 negara anggota. Mereka bertugas untuk memastikan keamanan dan perdamaian di benua hitam tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok militan kerap meledakkan bom di dekat pangkalan militer pasukan perdamaian.