REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menyerukan masyarakat internasional melindungi hak-hak rakyat Palestina dari serangan Israel. Pernyataan tersebut berkaitan dengan eskalasi terbaru di perbatasan Gaza-Israel.
"Masyarakat internasional harus meningkatkan perlindungan terhadap rakyat Palestina dan berusaha mendorong upaya perdamaian serta mencapai apa yang disepakati masyarakat internasional dalam hal ini," kata Shoukry dalam konferensi pers bersama Safadi pada Ahad (1/4), dikutip laman Xinhua.
Shoukry mengatakan Mesir akan terus menyerukan perdamaian Israel dan Palestina melalui kerangka internasional yang relevan. Hal itu dinilai penting guna mewujudkan kepentingan dan hak-hak rakyat Palestina.
Safadi menyoroti perihal kekerasan yang baru-baru ini terjadi di perbatasan Gaza-Israel. "Kekerasan yang disaksikan di Gaza dan dipraktikkan Israel terhadap rakyat Palestina merupakan indikator serius bahwa kami akan melewati tahap yang mungkin lebih sulit," ujarnya mengacu pada proses perdamaian Israel dan Palestina.
"Kami menegaskan kembali posisi kami yang mengutuk setiap tindakan Israel yang menargetkan serta membunuh peluang untuk perdamaian atau merusak kerangka solusi dua negara," ujar Safadi menambahkan.
Ribuan warga Palestina di Gaza melakukan demonstrasi di perbatasan Israel pada Jumat (30/3). Aksi tersebut digelar guna menuntut Israel mengembalikan tanah-tanah yang direbutnya saat perang Arab-Israel pada 1948 kepada para pengungsi Palestina.
Aksi tersebut berujung bentrok ketika massa mulai mendekati pagar perbatasan Gaza-Israel. Pasukan keamanan Israel segera melepaskan berondongan tembakan. Sebanyak 15 warga Palestina tewas dan sekitar 1.400 orang lainnya mengalami luka-luka. Kekerasan pasukan keamanan Israel masih berlanjut ketika demonstran melanjutkan aksi pada Sabtu (31/4).
Aksi demonstrasi di perbatasan Gaza-Israel akan dilakukan selama beberapa pekan. Aksi puncak akan digelar pada 15 Mei mendatang ketika Israel memperingati hari kelahirannya.
Baca juga: Netanyahu dan Erdogan Perang Kritik Tajam