REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Ratusan orang melakukan aksi unjuk rasa di Kota Tel Aviv, Israel, pada Ahad (1/4) untuk mengecam kekerasan yang dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil Palestina Jumat (30/3) lalu. Sebagian besar demonstran merupakan warga sayap kiri Israel.
Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menentang tentara Israel dan menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut. Mereka juga menuntut adanya solusi politik dan kembalinya proses perdamaian.
Dilaporkan laman Anadolu, pada Sabtu (31/3), Tamar Zandberg, pemimpin partai sayap kiri Meretz, telah meminta otoritas Israel untuk membuka penyelidikan atas kekerasan yang terjadi di sepanjang pagar perbatasan Israel dengan Gaza. Insiden itu terjadi setelah puluhan ribu warga Palestina berkumpul di perbatasan sepanjang 45 kilometer tersebut untuk menuntut kembali hak mereka untuk pulang ke rumah leluhur di wilayah Palestina yang direbut Israel.
Menjelang demonstrasi massa itu, Israel mengerahkan ribuan pasukannya di sepanjang perbatasan. Aksi yang disebut "Great March of Return" tersebut juga dimaksudkan untuk menekan Israel agar menghentikan blokade terhadap Gaza yang telah diberlakukan selama lebih dari satu dekade.
Serangan pasukan Israel terhadap para demonstran menyebabkan 17 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.500 orang lainnya terluka. Demonstrasi di Gaza tersebut didukung oleh hampir semua faksi politik Palestina, yang berulang kali menekankan sifat damai dalam acara tersebut.
Baca juga: Mesir dan Yordania Serukan Dunia Lindungi Palestina