REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada Maret 2018 adalah sebesar 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, inflasi dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas bumbu-bumbuan dan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi.
"Inflasi Maret 2018 disebabkan kenaikan harga bumbu-bumbuan dan bensin.
kita harapkan jelang Lebaran harga-harga tetap terkendali," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/4).
Suhariyanto mengaku, kenaikan harga terjadi di seluruh indeks kelompok pengeluaran. Kelompok yang menjadi sorotan adalah inflasi bahan pangan tercatat sebesar 0,14 persen dengan andil sebesar 0,05 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dengan andil sebesar 0,05 persen. Dua kelompok tersebut memberikan andil terbesar pada inflasi Maret 2018.
Komoditas bahan pangan yang dominan memberikan andil terhadap inflasi adalah cabai merah sebesar 0,07 persen, bawang merah, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,04 persen, dan cabai rawit sebesar 0,02 persen. Meski begitu, kata Suhariyanto, sejumlah komoditas mengalami penurunan harga dan menyumbangkan deflasi. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yaitu beras sebesar 0,1 persen dan ikan segar sebesar 0,03 persen.
Sementara, untuk kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi adalah harga bensin. Komoditas tersebut menyumbangkan inflasi sebesar 0,04 persen. Suhariyanto menyoroti, kenaikan harga Pertamax sebesar Rp 300 per liter dan Pertamax Turbo sebesar Rp 500 per liter pada akhir Februari 2018 masih memberikan dampak pada inflasi Maret 2018.
Sementara itu, kenaikan harga Pertalite sebesar Rp 200 per liter pada akhir Maret 2018 juga diprediksi masih akan memberikan andil pada inflasi April 2018. "Jadi yang dominan memberikan andil adalah kenaikan bensin. Naiknya harga Pertalite masih akan memberikan andil terhadap inflasi pada bulan depan," ujar Suhariyanto.
Baca juga: BPS: Inflasi Maret 2018 Capai 0,2 Persen